Cuaca ekstrem yang melanda sebagian wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) beberapa hari terakhir berpotensi masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan. Pasalnya, sebagian wilayah saat ini megalami musim pancaroba. Kewaspadaan diperlukan untuk meminimalisasi dampak amukan alam. Senin (28/3) malam lalu, sejumlah daerah di Kalteng dilanda angin kencang disertai hujan deras, di antaranya Palangka Raya dan Sampit. Dampak paling parah terjadi di Palangka Raya yang membuat membuat sejumlah pohon bertumbangan. Selain itu, beberapa bangunan dilaporkan rusak ringan. Namun, tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Informasi dihimpun Radar Sampit, pohon tumbang terjadi di Jalan Bukit Keminting, Jalan Lintas Luar Mahir Mahar, G Obos, B Koetin, Batam, Sam Ratulangi, Pangeran Samudera, Batu Suli, Krakatau, dan Jalan S Parman. Untuk bangunan yang rusak ringan menimpa bangunan rumah toko (ruko) di kawasan Pasar Besar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emy Abriyani mengatakan, pohon yang tumbang terjadi di sekitar 10 titik. Pihaknya langsung melakukan penanganan dengan membersihkan pohon tersebut.
Menurut Emi, potensi terjadinya cuaca ekstrem masih sangat tinggi, lantaran Palangka Raya memasuki peralihan musim dari penghujan ke kemarau. ”Itu juga perkiraan dari BMKG, bahwa Palangka Raya memasuki pancaroba, perubahan iklim dari musim penghujan ke kemarau. Hujan deras dan angin kencang bisa terjadi seperti Senin lalu, yang membuat banyak pohon tumbang dan bangunan rusak,” katanya. Emi meminta masyarakat agar waspada dan berhati-hati dengan perubahan cuaca yang bisa terjadi mendadak.
”Kami ingatkan warga waspada dalam kondisi saat ini, terutama terhadap hujan deras dan angin kencang. Jika di sekitar ada pohon tua dan rawan tumbang, sebaiknya dirobohkan atau ditebang,” ujarnya.
Terpisah, warga kawasan Pasar Besar, Amin, mengatakan, angin membuat atap bangunan sampai terbang dan menimpa teras ruko hingga atapnya roboh. Bagian atap yang ambruk langsung diperbaiki. “Atap ruko aja sempat terbang diterjang angin kemudian jatuh ke bawah. Yang rusak bagian atapnya akibat diterjang angin kencang,” pungkasnya.
Sementara itu, peristiwa serupa juga terjadi di sebagian wilayah Kotim, terutama di Sampit pada hari yang sama. Angin kencang disertai hujan deras yang terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, membuat suasana jalanan tampak mencekam. Suara gemuruh angin terdengar jelas. ”Hujannya mengerikan. Berbahaya jika berada di luar dalam kondisi seperti ini,” kata Faris, karyawan kafe di Sampit yang terpaksa menunda waktu pulang sampai hujan reda. Meski cuaca saat itu ekstrem, tak ada laporan pohon roboh atau ambruk seperti di Palangka Raya.
Sepekan sebelumnya, cuaca ekstrem juga melanda Sampit. Hujan deras mengguyur selama sekitar enam jam disertai angin kencang, Jumat (18/3). Hal tersebut berimbas pada meluapnya air dari saluran pembuangan. Sejumlah kawasan langsung dilanda banjir dadakan hingga merendam permukiman.
BMKG melalui websitenya memberikan peringatan dini potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. Warga diminta waspada karena amukan alam tersebut bisa berdampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan lainnya. (daq/ign)