PALANGKA RAYA – Hujan yang ditunggu warga Palangka Raya akhirnya turun kemarin (6/10) pagi. Hujan selama satu jam di sebagian wilayah itu mampu menipiskan pekatnya asap, meski masih menyelimuti kota. Jarak pandang membaik dari 300 meter, menjadi 800 meter. Aktivitas Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya kembali normal.
Meski demikian, konsentrasi partikular atau indeks pencemaran udara masih dikategorikan berbahaya. Bahkan, terjadi peningkatan angka dalam level berbahaya, sesaat setelah hujan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya mencatat, pencemaran udara masih berbahaya, yakni di angka 998.90 u gram/m3 atau dua kali lipat dari ambang batas 350 u gram/m3. Prakirawan BMKG Palangka Raya Alfon mengatakan, sesaat setelah hujan, memang terjadi penurunan jarak pandang, tetapi dikuti dengan kenaikan konsentrasi partikular.
Dia menjelaskan, hujan dihasilkan dari awan cumulus, bukan awan cumulunimbus, sehingga curah hujan rendah. Berbeda jika hujan berasal dari cumulunimbus, dipastikan akan terjadi hujan lebat yang dinilai efektif mengurangi kabut asap dan memadamkan kebakaran lahan.
Menurut Alfon, awan cumulunibus di wilayah Kalteng baru terjadi di Kabupaten Gunung Mas. ”Tadi pagi (kemarin, Red) hujanya berada di tengah kota, sedangkan beberapa hari sebelumnya di beberapa wilayah sudah hujan, seperti Kapuas, Muara Teweh, dan Pangkalan Bun,’’ ujarnya.
Prediksi beberapa hari ke depan, lanjut Alfon, akan ada potensi hujan, tetapi lebih sedikit dari beberapa hari sebelumnyya. Untuk titik panas, berdasarkan data, terpantau di wilayah Utara Kalteng, yakni Murung Raya dan Barito Utara. ”Di lokasi itu muncul titik panas,” pungkasnya.
Penderita ISPA Capai 20 Ribu Orang
Sementara itu, penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Kalteng selama September – 6 Oktober sudah mencapai 20 ribu orang. Sementara penderita diare sekitar 6 ribu orang lebih.
Koordinator Bidang Informasi dan Publikasi Satgas Penanggulangan Bencana yang juga kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Kalteng Marianitha mengatakan, penderita ISPA dan Diare terus mengalami peningkatan selama bulan September.
"Berdasarkan data yang masuk ke posko, penderita ISPA se Kalteng sejak 1 September hingga 5 Oktober bejumlah 20.278 orang. Sementara penderita diare sekitar 6.461 orang se Kalteng," tegasnya.
Marianitha menjelaskan, penderita ISPA dan diare mengalami penaikan signifikan per pekannya. Hanya pada pekan kelima mengalami penurunan. "Pada pekan pertama penderita ISPA sekitar 3.516 orang, kemudian naik menjadi 4.304 orang pada pekan kedua. Selanjutnya, pada pekan ketiga meningkat menjadi 4.856 orang, dan menjadi 4.933 orang pada pekan ke empat. Pada pekan ke lima dan Oktober turun sekitar 2.669 orang," ucapnya.
Sementara itu, pemadaman yang telah dilakukan Posko Darat Satgas Penanggulangan Bencana Kalteng sekitar 11 hektare dari 47 hektare lahan yang terbakar di Kota Palangka Raya dan Pulang Pisau. Sementara itu, pemadaman yang dilakukan Kodim di Palangka Raya dan seluruh kabupaten, mampu memadamkan 20,5 hektare dari 23,5 hektare lahan yang terbakar.
"Upaya pemadaman juga dilakukan posko udara dengan dua helikopter. Pemadaman dilakukan di wilayah Sebangau Kuala dan Pulang Pisau. Kemudian di wilayah Arut Selatan," ungkapnya.
Posko Satgas Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Kabut asap juga berharap hujan kembali terjadi di Kota Palangka Raya dan beberapa kabupaten lainnya di Kalteng. Pasalnya, hujan sangat membantu memadamkan api dan menghilangkan asap.
"Kita sangat bersyukur di Palangka Raya dan Kotim terjadi hujan. Mudah-mudahan hujan kembali terjadi di Kota Palangka Raya dan daerah lainnya agar kabut asap hilang," tandasnya. (daq/arj/vin/ign)