PANGKALAN BUN – Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kabupaten Kobar terus meningkat seiring belum hilangnya kabut asap yang kembali menyelimuti kota Pangkalan Bun. Di sisi lain, Pemkab Kobar belum merencanakan evakuasi terhadap warga yang rentan ISPA mengingat kepekatan asap belum parah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kobar, jumlah penderita ISPA pada Agustus tercatat 2.469 jiwa dan September 2.742 jiwa. Data tersebut belum termasuk dua puskesmas yang belum melaporkan jumlah penderita ISPA terakhir di wilayah kerjanya.
Pasien ISPA diprediksi akan mengalami peningkatan karena kondisi udara di Kobar semakin memburuk, meski sebelumnya asap sempat menipis setelah guyuran hujan pekan lalu. Tidak hanya pada pernapasan, asap yang menyelimuti kini juga mulai mengakibatkan mata pedih.
Kepala Dinas Kesehatan Kobar Indrawan Sakti mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan petugas medis untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dan menyosialisasikan cara pencegahan. Salah satunya dengan membagikan masker kepada masyarakat yang berada di luar ruangan.
”Disarankan juga agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan, kemudian perbanyak minum air putih, konsumsi makanan sehat dan bergizi supaya stamina kuat dan tidak terserang penyakit,” terang Indra.
Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Arif Susanto mengatakan, pembakaran lahan dan hutan menghasilkan partikel gas dan uap sisa pembakaran bahan berupa monoksida. Apabila terhirup, bisa membuat kepala pusing.
”Kita tidak tau zat apa yang terbakar, yang pasti menghasilkan gas monoksida yang membuat kepala kita pusing," ungkapnya.
Arif menyarankan masyarakat menerapkan pola hidup sehat, yakni cuci tangan sebelum makan, menggunakan masker jika berpergian keluar rumah agar udara-udara kotor dapat tersaring, dan tetap menggunakan air bersih.
”Kosumsi makanan yang bergizi, karena ketahanan tubuh seseorang berbeda-beda. Yang paling rentan sekarang adalah balita, ibu hamil, lansia, dan pengidap penyakit kronis," tuturnya.
Sementera itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Kobar Reneli mengungkapkan, pihaknya belum ada rencana melakukan evakuasi bagi balita ataupun manula yang rentan terkena ISPA.
”Rencana evakuasi belum ada, sementara ini kondisi Kobar masih terbilang aman terkendali,” katanya.
Selain upaya di lapangan dengan melakukan pemadaman di sejumlah titik yang terjadi kebakaran, pembagian masker hingga kini masih terus dilakukan sembari terus mengimbau masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah.
”Selain memakai masker, hindari kegiatan di luar rumah jika tidak perlu. Selain itu, untuk anak-anak yang mengalami gejala penyakit pernafasan, orangtua harus segera tanggap dan membawanya berobat ke puskesmas terdekat,” katanya.
Pekat di Kolam
Sementara itu, hujan lebat pada Senin (12/5) awal pekan ini, belum mampu merendakan kabut asap di wilayah Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) dan sekitarnya. Bahkan, kemarin kabut asap kembali pekat.
”Dua kali hujan lebat beberapa waktu lalu tidak berpengaruh dengan keberadaan asap, bahkan kepekatannya membuat mata perih dan sulit bernapas,” kata Niah, warga Kolam seraya menuturkan, anaknya yang duduk di kelas VI SD terserang batuk karena dampak asap.
Pimpinan Puskesmas Kolam yang juga Plt Rumah Sakit Rakyat (RSR) Kutaringin mengatakan, penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah kerja Puskesmas Kolam meningkat tajam.
”Pada Agustus, penderita ISPA di bawah 50 orang, namun di bulan September tercatat 145 orang dengan perincian, 57 orang anak-anak usia 0 – 5 tahun dan 88 orang yang berusia 5 – 70 tahun,” jelasnya.
Sehari sebelumnya, Tim Khusus Aksi Mahasiswa (Tikam) Universitas Antakusuma (Untama) Pangkalan Bun yang tergabung dalam Gerakan Anti Asap (GAAS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), membagikan masker kepada pelajar, lansia, dan ibu hamil di Kolam.
Masker tersebut dibagikan kepada pelajar TK Pertiwi Kolam, SDN 4 Kohil, dan SDN 1 Tempayung, serta di SMPN 1 dan SMAN 1 Kolam dan juga santri Pondok Pesantren Al Huda Kolam. (sla/rm-70/gst/ign)