SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memastikan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari pertama di berbagai jenjang pendidikan, Senin (14/7), berjalan tanpa kekerasan. Pemantauan langsung dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kotim Muhammad Irfansyah ke sejumlah sekolah di Kota Sampit.

“Saya berada di SMP Negeri 1 Sampit dalam rangka pemantauan MPLS hari pertama. Sebelumnya saya juga memantau ke SDN 3 Mentawa Baru Hulu dan SDN 6 MB Hulu,” kata Irfansyah.

Pelaksanaan MPLS tahun ini mengacu pada arahan Kementerian Pendidikan yang menekankan prinsip ramah anak dan tanpa perpeloncoan.

“Dari pantauan saya, MPLS berjalan baik dan lancar. Anak-anak tampak riang, senang, dan aktif dalam kegiatan pengenalan sekolahnya,” ujarnya.

Menurut Irfansyah, masa transisi pendidikan juga menjadi bagian penting dari MPLS, terutama bagi siswa baru dari TK ke SD, maupun dari SD ke SMP. Perbedaan metode pembelajaran dan sistem pengajaran yang kini harus diperkenalkan secara bertahap kepada siswa baru.

“Kalau dari TK ke SD, anak dikenalkan dari kegiatan bermain menuju pembelajaran. Sedangkan dari SD ke SMP, mereka mulai dikenalkan pada sistem mata pelajaran, dari yang sebelumnya satu guru semua pelajaran, kini berbeda-beda tergantung mata pelajaran,” jelasnya.

Selain mengenalkan lingkungan fisik sekolah seperti ruang kelas, ruang kepala sekolah, kantin, dan tempat parkir, Disdik juga menegaskan bahwa tidak ditemukan penggunaan atribut berlebihan selama MPLS.

“Sampai saat ini belum ada laporan terkait atribut yang berlebihan. Kami pantau juga melalui grup WhatsApp dan laporan langsung dari pengawas yang tersebar di seluruh wilayah binaan,” ungkap Irfansyah.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Sampit, Suyoso, mengatakan pelaksanaan MPLS di sekolahnya dikemas dengan metode aktif dan partisipatif. Tahun ini, pihak sekolah menambahkan materi kekinian sebagai bentuk adaptasi terhadap tantangan zaman.

“MPLS 2025 di SMPN 1 Sampit berjalan dengan pendekatan yang lebih menyenangkan. Tidak hanya ceramah, tetapi juga melalui unjuk kerja dan pendampingan kakak kelas kepada adik-adik baru, terutama saat upacara,” jelasnya.

Materi MPLS tahun ini juga mencakup isu-isu penting seperti antisipasi judi online, pernikahan dini, kekerasan, hingga penyalahgunaan narkoba (NAPZA). Di samping materi wajib, terdapat pula materi pilihan yang disesuaikan dengan budaya sekolah dan program pembiasaan.

“Yang ingin kami tanamkan dalam MPLS ini adalah siswa mengenal lingkungan sekolahnya, mengenal program dan kegiatannya, serta mengenal mitra belajar mereka di sekolah,” tambah Suyoso.

Jumlah peserta didik baru di SMPN 1 Sampit tahun ini mencapai 288 siswa, yang terbagi ke dalam 9 rombongan belajar. Dengan tambahan siswa kelas 8 dan 9, total siswa yang aktif di sekolah ini mencapai 890 orang. (yn/yit)