SAMPIT – Ketua Komisi II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Akhyannoor, mendorong pemerintah daerah untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan di kawasan pertanian dan akses pendidikan, khususnya di daerah pemilihan (Dapil) III.
Ia menegaskan, rusaknya akses jalan tidak hanya menyulitkan mobilisasi hasil pertanian, tetapi juga menghambat anak-anak bersekolah.
“Kalau jalannya tidak kita benahi, bagaimana petani mau mudah dan nyaman membawa hasil panennya? Rata-rata penduduk di sana hanya mengandalkan armada klotok, dan kalau musim hujan jalan rusak, hasil pertanian mereka bisa tidak terangkut,” kata Akhyannoor,
Ia mencontohkan kondisi di Desa Lampuyang yang saat ini tengah menerima dukungan dari bantuan provinsi, termasuk pengairan dari Sungai Lampuyang.
Menurutnya, air yang lebih deras dapat meningkatkan produktivitas pertanian, namun harus diimbangi dengan jalan yang memadai agar hasilnya bisa dinikmati masyarakat.
“Kita lihat kelompok tani di sana besar-besar. Ini luar biasa buat masyarakat, mudah-mudahan membuahkan hasil. Tapi kalau infrastruktur jalan menuju lokasi tidak dibenahi, ya bagaimana ke depannya?” ujarnya.
Akhyannoor juga menyoroti kondisi jalan padat karya yang mengarah ke Pasar Lampuyang. Jalan itu sudah lama rusak dan menjadi keluhan masyarakat, terutama saat musim penghujan tiba. Ia berharap perubahan anggaran pada tahun ini bisa mengakomodasi peningkatan jalan tersebut.
“Mudah-mudahan dengan APBD kita bisa memaksimalkan pembangunan bisa dinikmati oleh masyarakat. Termasuk juga infrastruktur sekolah dasar yang masih minim. Saya harap ke depan ada peningkatan,” tegasnya.
Tidak hanya soal pertanian, ia juga menyoroti dampak rusaknya jalan dan jembatan terhadap pendidikan anak-anak. Di wilayah Samuda Kecil misalnya, saat banjir terjadi, anak-anak sekolah dasar terpaksa berjalan di genangan air tanpa sepatu.
Untuk solusi jangka pendek, ia mengusulkan pembangunan jembatan dari kayu ulin di sejumlah titik agar anak-anak tetap bisa bersekolah. Meski idealnya menggunakan konstruksi box culvert, ia paham keterbatasan anggaran saat ini.
“Yang penting anak-anak bisa tetap sekolah. Kalau tidak bisa bangun beton, ya pakai ulin dulu. Yang penting mereka tidak putus sekolah hanya karena tidak bisa lewat,” tukasnya. (ang/fm)