PULANG PISAU - Ancaman kemarau berangsur turun dan mulai berganti datangnya hujan. Beberapa kawasan di Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) kembali waspada.
Dengan intensitas hujan yang tinggi, masyarakat Pulpis kembali dihadapkan dengan ancaman bahaya banjir, terutama di kawasan yang rendah.
Camat Banama Tingang Seim H Bodoi menyampaikan dari November 2015 hingga Januari 2016 akan menjadi momok bagi masyarakatnya, sebab musim hujan dipastikan akan menenggelamkan sebagian wilayahnya.
Melihat riwayat banjit 2014 lalu, menurut Seim tahun ini potensi debit air di sebagian wilayah Banama Tingang akan naik.
“Dari 15 desa, ada 10 desa di daerah Banama Tingang yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya, seperti Desa Tangkahen, Desa Pandawei, Desa Tumbang Tarusan, Desa Bawan, Desa Goha, Desa Pahawan, Desa Tambak, Desa Ramang, Desa Hanua, Desa Lawang Uru,” sebut Seim, Senin (9/11).
Menurutnya, banjir datang karena tingginya curah hujan sehingga air sungai meluap dan air membanjiri pemukiman dan jalan-jalan umum.
“Meski menjadi langganan banjir, selama ini tidak ada usulan atau permintaan dari warga sana untuk mengungsi,” tandasnya.
Masalah banjir yang melanda kawasan hulu Pulang Pisau tersebut menjadi kebiasaan yang kerap dimaklumi warga Banama Tingang.
Bahkan untuk mengantisipasi ancaman banjir, menurut Seim karena kawasan pemukiman di sana sangat rendah dan dekat dengan sungai.
“Banyak warga Banama Tingang membuat pondasi rumahnya dengan sistem rumah panggung. Salah satunya untuk mengantisipasi ancaman banjir, meski begitu kami tetap mengingatkan pada masyarakat untuk bisa mempersiapkan. Mulai dari ancaman kesehatan, kemudian pola berkebun agar bisa disesuaikan dengan alam dan terpenting adalah tetap berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait,” paparnya. (ds/fm)