PALANGKA RAYA – Pelebaran Jalan Tingang yang telah selesai dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya tidak sepenuhnya mendapat pujian dari masyarakat. Tidak sedikit masyarakat di wilayah tersebut mengeluhkan hasil pekerjaan proyek bernilai miliaran rupiah itu.
Benhart Anden, warga setempat pada sejumlah awak media menyebut akibat pelebaran jalan itu, drainase yang berada di persimpangan jalan Garuda IV dan Tingang IV menjadi tertutup. Padahal, fungsi drainase yang dibuat secara swadaya itu sangat vital, apalagi seperti musim hujan sekarang ini.
”Kalau hujan lama antara 2-3 jam, di depan rumah saya jadi tergenang air kira-kira 20 cm. Padahal sewaktu drainase itu belum ditutup, hujan sederas apa pun tidak pernah sampai tergenang seperti itu,” katanya, Jumat (20/11)
Benhart yang juga pensiunan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya ini menceritakan, sejak drainase itu tertutup dirinya sudah melakukan berbagai upaya untuk mendapat penjelasan dari pihak terkait, dalam hal ini tim pelaksana kegiatan dan tentunya dinas teknis yang menangani pelebaran jalan tersebut.
Namun, katanya, pihak pelaksana kegiatan saat ditanyai terkait penutupan drainase itu, tidak bisa memberikan kejelasan yang pasti dan malah memintanya untuk menemui dinas teknisnya yakni, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air.
“Ya sudah, saya selanjutnya mendatangi dinas teknisnya dan langsung bertemu dengan kepala dinas. Disitulah mereka berjanji akan membuat drainasi lagi setelah jalan itu selesai dilakukan pelebaran,” ungkapnya.
Namun setelah jalan itu selesai pelebarannya, janji yang disampaikan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air tak kunjung ditepati. Maka dari itu, sambung dia, langkah selanjutnya yang diambil yaitu kembali mendatangi dinas itu lagi untuk menagih janji yang sudah pernah dilontarkan.
Namun, tak seperti kunjungan pertamanya yang langsung bertemu dengan kepala dinasnya, kunjungan keduanya itu hanya bertemu dengan Kepala Bidang dan Sekretarisnya saja.
“Saya tanyakan bagai mana dengan penbuatan drainase? Mereka bilang kalau anggaran sudah tidak ada lagi. Kan lucu, mereka memnyelesaikan masalah dengan melebarkan jalan, tapi mereka kembali membuat masalah dengan menutup drainase,” keluh dia.
Dia pun kembali menyampaikan pelebaran jalan yang dilakukan pemerintah daerah patut diapresiasi. Namun dia hingga kini juga masih menanti janji pembuatan drainase sebagainama yang telah diucapkan dinas teknis. Karena, lanjutnya, pada saat musim hujan seperti ini, potensi terjadinya luapan air sangat memungkinkan terjadi apalagi drainase sedalam kira-kira 1 meter tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi.
“Mereka ini mau mencetak sawah atau mau membuat tempat ternak ikan? Kalau drainase sudah tidak ada, ya pastinya akan seperti itu,” pungkasnya. (sho/vin)