PALANGKA RAYA – Polres Palangka Raya kembali meringkus dua pelaku pembakar lahan. Dua perkerja berinisial KS (33) dan WS (37), warga Jalan Adonis Samad, ditangkap bersama barang bukti dua korek api gas. Mereka tertangkap tangan saat membakar lahan di Jalan G Obos, Palangka Raya, Senin (7/9).
Salah seorang pelaku pembakaran, KS mengaku hanya mengambil upah Rp 100 ribu per hari untuk membakar lahan yang bukan miliknya itu. Uang itu digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Dia keberatan dengan tindakan kepolisian yang menangkapnya dan rekannya, namun meloloskan orang yang mengupah mereka.
”Saya dapat Rp 100 ribu buat makan. Lha, yang nyuruh tidak ada diapa-apai. Apa ini namanya hukum dan tindakan keadilan? Kok polisi seperti ini? Benar saya melakukan itu, tetapi itu disuruh dan dijaga agar tidak merembet ke lokasi lain,” katanya.
Dia berharap ada keringanan terhadap hukumannya, apalagi dia hanya korban dan mengambil upah untuk menghidupi istri dan anak-anaknya. ”Daripada saya jadi maling? Iya, salah tapi kan ini kami berdua jaga lahan itu,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Palangka Raya AKBP Jukiman Situmorang melalui Kabag Ops Kompol Bronto mengatakan, keduanya resmi ditetapkan tersangka. Mereka tidak ditahan karena ancaman hukumannya di bawah lima tahun. Meski demikian, pihaknya tetap akan melanjutkan proses hukum sampai ke pengadilan.
Broto menuturkan, sampai sekarang ada lima tersangka yang telah diamankan. Mereka berinisial ST (19), DW (50), HK (50), KS (33), dan WS (37). Kelimanya ditangkap di tiga lokasi, yakni di Jalan G Obos, Jalan Tjilik Riwut, dan Adonis Samad.
”Memang dalam pengakuannya para pelaku hanya mengikuti perintah dari pemilik lahan untuk melakukan pembakaran,” katanya.
Broto menambahkan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan kepada pemilik lahan, tetapi masih berstatus saksi. Apabila nantinya dalam penyelidikan ditemukan bukti baru, kemungkinan besar bisa menjadi tersangka. ”Rata-rata pelaku diberi upah sebesar Rp100 ribu,” pungkasnya. (daq/ign)