SUKAMARA – Selepas terjadinya kebakaran hutan dan lahan saat kemarau beberapa waktu lalu, ternyata juga berdampak terhadap ekosistem dan habitat ikan air tawar.
Kematian ikan setelah kawasan bekas kebakaran diguyur hujan dan membuat keberadaan ikan langka, dampaknya pekerjaan para nelayan terganggu.
“Sekarang tidak ada yang mencari ikan karena memang ikannya tidak ada setelah kematian beberapa waktu lalu. Sementara ini kami beralih pekerjaan lain sambil menunggu air dalam dan ikan berkembangbiak,” ujar Udin, nelayan sungai di Desa Sukaraja, Rabu (30/12).
Menurutnya, jika debit air tinggi biasanya ikan sungai berkembangbiak dan bermunculan. Saat itulah para nelayan mencari dengan menelusuri anakan sungai. Hasilnya selain dijual, sebagian untuk dikeringkan.
Kondisi serupa tidak saja terjadi di hulu sungai, di hilir sungai Jelai, para nelayan banyak yang istirahat sementara waktu. Masuknya air laut ke sungai beberapa waktu lalu juga berpengaruh terhadap habitat ikan-ikan sungai Jelai, hasil tangkapan nelayan turun drastis.
“Gara-gara air asin yang masuk ke sungai, ikan-ikan banyak yang mati sekarang keberadaannya mulai sedikit,” ujar Nur, nelayan sungai Jelai.(fzr/fm)