SAMPIT – Potensi gempa diwilayah Kalimantan Tengah, termasuk Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), sangat kecil terjadi. Meski demikian, Kalteng bisa saja terdampak gempa dari daerah sekitar yang kedalaman gempanya dangkal.

Kepala Kelompok Teknisi Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara H Asan Sampit Rahmat Wahidin Abdi mengatakan, pontensi gempa di Kotim sangat kecil. Sama halnya dengan efek gempa juga sangat kecil terasa. Terlebih jika pusat gempanya cukup dalam.

”Gempa yang beberapa waktu terasa sampai Kalteng disebabkan karena pusat gempanya dangkal, sehingga penjalarannya terasa sampai ke Kalteng,” kata Abdi, Kamis (19/7).

Jika semakin kuat skala gempanya dan semakin dangkal pusat gempa, lanjutnya, akan semakin luas penjalaran dampaknya. Akan tetapi, jika pusat gempa dalam, penjalarannya tidak begitu luas, gempa yang dampaknya terasa sampai di Katingan dan Pundu beberapa waktu lalu tidak ada kaitannya dengan letusan Gunung Anak Krakatau.

”Keretakan yang terjadi terhadap bangunan, kemungkinan karena kualitas bangunan atau usianya yang sudah lama, sehingga mengalami kerusakan,” ujarnya.

Pada 2016, lanjutnya, dampak gempa terjadi di Buntok dan pada 2018 ini kembali terasa di wilayah Katingan dan Kotim. Hal tersebut dapat menjadi bahan pemikiran bahwa kedepannya konstruksi bangunan harus lebih kokoh dan mempertimbangkan kualitas bangunan.

”Tidak ada salahnya pemerintah maupun masyarakat untuk lebih memperhatikan kualitas bangunan, mengingat penjalaran gempa dapat saja terjadi hingga ke wilayah Kotim,” pungkasnya. (dc/ign)