PALANGKA RAYA – Kebakaran lahan dan hutan hingga menimbulkan kabut asap tak hanya berdampak pada manusia. Enam orangutan di Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng, Kompleks Arboretum Jalan Tjilik Riwut km 28, terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Ribuan orangutan lainnya juga terancam penyakit akibat asap itu.
Dari enam orangutan, satu orangutan menderita Air Saculitis (penebalan dan peradangan di dalam tenggorokan). Program Manajer BOS Nyaru Menteng Deni Kurniawan mengatakan, orangutan yang menderita ISPA karena kabut asap yang semakin pekat. Apabila kondisi itu terus terjadi, ISPA pada orangutan bisa berakibat kematian.
”Sebenarnya, dari orangutan itu sudah ada kandidat untuk dilepasliarkan, tetapi penyakitnya kembali hingga tidak bisa. Mereka terserang penyakit kantung suara yang infeksi dan bernanah yang mengumpul,” katanya, Jumat(11/9).
Menurut Deni, akibat asap ini, ratusan orangutan tidak bisa keluar dan harus berada dalam ruangan. Hal itu membuat orangutan stres. ”Stres, karena biasanya pagi hingga sore bermain, tapi sudah ditangani tim medis. Orangutan yang terkena ISPA masih bayi, usianya 8 bulan – 3 tahun,” katanya.
Deni menjelaskan, dalam penanganan kesehatan orangutan, kabut asap paling mengkhawatirkan. Apalagi selalu terjadi setiap tahun, hingga berpengaruh terhadap kesehatan dan kegiatan orangutan.
Dia berharap pemerintah bukan hanya menangani kebakaran, tetapi dampak juga harus diperhatikan, karena hal itu sudah sangat merugikan semua pihak. ”Hampir setiap tahun ada lahan kosong yang dibakar, tetapi tidak ditanami, kemudian tahun depan dibakar lagi dan itu juga menjadi salah satu penyebab utama terjadinya pembakaran,” katanya. (daq/ign)