SAMPIT- Hingga akhir 2018 lalu, Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur (Kotim), mencatat ada sekitar 300 penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat di puskesmas dan 6 diantaranya meninggal dunia. Demi mengantisipasi wabah tersebut, agar tidak meledak di tahun ini, rencananya akan digelar fogging massal untuk membasmi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
”Dilihat dari data bulan Januari 2018 dan Januari 2019 belum sama, artinya tidak ada peningkatan kasus. Dan sejak September 2018 kita selalu antisipasi dengan fogging (pengasapan) di beberapa lokasi,” terang Kepala Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M) pada Dinas Kesehatan Kotim, Kaspul Anwar.
Dilanjutkannya, dilihat dari usia, rata-rata penderita DBD selama ini anak di bawah 13 tahun, usia SD (Sekolah Dasar) atau TK (Taman Kanak-kanak).
Mengantisipasi korban DBD berjatuhan lagi, Kaspul mengatakan pihaknya berencana menggelar fogging di lingkungan sekolah-sekolah di bulan Februari nanti. Terutama apabila ada kejadian luar biasa (KLB).
Namun lanjutnya, sebelum KLB DBD datang sebaiknya, masyarakat rutin melaksanakan gotong royong membersihkan lingkungan. Termasuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk, seperti menaburkan bubuk abate pada penampungan air di rumah-rumah. Serta memusnahkan ban-ban bekas, atau wadah lain yang dapat menampung air dan berpotensi menjadi tempat nyamuk bersarang.
”Di Kotim ini DBD sudah endemis, dan tidak bisa kita menghilangkan angka kesakitan. Hanya saja sebisa mungkin kita menekan angka kesakitan, jangan sampai ada KLB,” tegas Kaspul.
Ditambahkannya, masyarakat juga bisa mendapatkan bubuk abate secara gratis di puskesmas-puskesmas dengan kualitas yang sudah bagus. “Standar operasional prosedur (SOP) nya, setahun ada empat kali, atau setiap tiga bulan sekali pembagian bubuk abate rutin di puskesmas,” tandasnya.
Kaspul juga menyarankan, jika ada anggota keluarga yang panas atau demam dan tidak tahu penyebabnya, agar segera datang ke puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya untuk lakukan pemeriksaan.
Ditambahkan, sepanjang 2018, dari 20 puskesmas yang ada di 16 kecamatan, kasus DBD terbanyak ada di Kecamatan Baamang. Pasien DBD di Puskesmas Bamaang II ada 51 orang yang dominasi usia 5-14 tahun, dan kebanyakan berjenis kelamin laki-laki. (rm-96/gus)