PALANGKA RAYA –Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) sudah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan aktivitas belajar mengajar untuk tingkat TK hingga SMA. Dengan begitu, aktivitas siswa sedikit berkurang dengan telah diliburkan. Kebijakan itu dikeluarkan untuk menghindari peserta didik terkena dampak kabut asap yang sudah semakin mengancam kesehatan.
Namun kenyataan di lapangan, meliburkan aktivitas belajar mengajar tidak sepenuhnya mengurangi aktivitas siswa, khususnya yang masih duduk dibangku SD.
Pantauan di lapangan, masih banyak anak-anak yang keluar rumah yang tidak menggunakan masker. Tentu ini menjadi pertanyaan, apakah mereka masih belum mengetahui bahaya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang disebabkan kabut pada saat ini.
“Dinas terkait harus melakukan sosialisasi terhadap dampak bahaya kabut asap ini. Karena tidak menutup kemungkinan masih ada yang tidak mengerti tentang bahaya beraktifitas diluar ruangan secara berlebihan dapat mengebabkan ISPA,” kata anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya Sugianoor.
Sosialisasi itu, katanya, bisa berupa edukasi untuk para siswa tingkat SD bahkan kalau bisa untuk tingkat SMP dan SMA juga diberikan edukukasi. Hal semacam itulah yang harus mendapat perhatian serius dari Pemkot dengan maraknya kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang hingga saat ini masih terjadi.
Selama ini sebagian, lanjut dia, yang mengetahui penyakit ISPA hanya kalangan orang dewasa saja, tetapi bagi kalangan tingkat SD sampai SMP masih ada sebagian yang belum mengetahuinya penyakit apa itu.
“Oleh sebab itulah saya meminta kepada pemerintah kota melalui instansi terkait bisa gencar dalam memberikan pemahaman terhadap bahaya penyakit ISPA,” harapnya.
Politisi PKB itu menjelaskan, hal sederhana yang harus disampaikan instansi terkait peserta didik yakni, gejala ISPA seperti apa, pertolongan pertama yang bisa dilakukan orang tua ketika anak mulai diserang penyakit tersebut penanganannya bagaimana. Karena menurutnya semenjak kabut asap melanda Palangka Raya tingkat kesadaran para peserta didik dalam mengantisipasi maupun mencegah penyakit ISPA perlu diberikan. Terutama dari pihak orangtua kepada anaknya.
“Masalah inilah tentu menjadi perhatian kita bersama. Bagiamana sianak bisa tidak terlalu banyak beraktifitas diluar rumah dan orangtua juga harus memberi pemahaman pada anaknya. Maka dari itu, mereka harus mempunyai pemahaman tentang masalah itu,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Palangka Raya yang dihimpun melalui Puskesmas di daerahnya, bahwa penderita Infeksi Saluran ISPA yang berkunjung ke Puskesmas pada minggu ke-35 atau awal September sebanyak 684 orang. Bila dibandingkan dengan dengan minggu sebelumnya, tidak ada perubahan penderita ISPA. (sho/vin)