SAMPIT – Fatwa haram yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), gagal meredam masyarakat yang tak menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub Kalteng. Pada hari pencoblosan yang digelar Rabu (27/1), tingkat golput diprediksi lebih parah dibanding Pilbup Kotim 9 Desember lalu.
Masyarakat kian malas menggunakan hal pilihnya dan cenderung apatis atau tidak peduli terhadap hasil pemilihan. Sejumlah warga yang ditemui Radar Sampit mengaku tak menggunakan hak pilihnya karena kecewa dengan proses pilgub. Selain sempat terjadi penundaan, pilgub juga diwarnai berbagai intrik politik sehingga menyebabkan salah satu pasangan calon gugur, padahal jumlah pendukungnya cukup banyak.
Bahkan, ada yang terang-terangan mengaku tak memilih karena tak ada untung baginya, sehingga warga lebih memilih bekerja untuk mendapatkan uang. ”Saya lebih baik bekerja dan dapat uang daripada memilih yang tak ada hasilnya. Selain itu, tak ada pilihan pemimpin yang menurut saya cocok dan bagus,” kata, Rudi warga Ketapang.
Sepinya pemilih terjadi di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS). Di TPS 03 Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga, partisipasi pemilih bahkan lebih rendah dibandingkan pibup lalu. Hal tersebut disebabkan rendahnya keinginan masyarakat memilih.
”Partisipasi pemilih sangat rendah pada pilgub ini, tidak seperti pada pilbup lalu. Di TPS kami yang membawahi dua RT dengan jumlah DPT 337 orang, yang datang hadir untuk memilih 215 orang," kata Ketua TPS 03 Sidik, Rabu (27/1).
Sebelumnya, MUI Kotim mengeluarkan fatwa haram bagi warga Muslim di Kotim apabila tidak memilih alias golongan putih (golput) pada Pilgub Kalteng. Warga diharapkan ikut menentukan pemimpin Kalteng lima tahun ke depan.
”Barang siapa memilih pemimpin, padahal dia tahu ada orang lain yang lebih pantas dipilih menjadi pemimpin, karena dia lebih mengetahui tentang kitab Allah dan Sunah Rassul dan siapa yang seperti itu, artinya mengkhianati Allah dan Rasul-Nya,” kata Ketua MUI Kotim KH Abdul Hadi Riduan saat menggelar jumpa pers di Islamic Center, Jumat (21/1). (oes/dc/mir/ign)