KOTAWARINGIN LAMA – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) kembali terjadi. Kali ini lahan di kawasan Danau Ponjit dan Danau Guwap di Kelurahan Kotawaringin Hulu (Kohul) hangus terbakar.
Tim Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tak bisa berbuat banyak menanggulangi kebakaran semak belukar kering di kawasan tersebut. Kebakaran yang diduga akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh para pencari ikan itu membuat padang rumput kering dan semak seluas 12 hektare terbakar.
Tim sejauh ini masih terkendala oleh sulitnya sumber air dan sulitnya akses untuk mencapai titik lokasi. Satu-satunya jalur menuju lokasi hanya bisa ditempuh dengan getek melalui Sungai Lamandau.
”Kendala kedua, di tengah danau yang sudah padam itu masih berair dan agak dalam, sehingga menyulitkan kalau dilakukan pemadaman,” kata seorang anggota BPBD Kobar.
Lurah Kotawaringin Hulu Nusriadi mengatakan, sejauh ini belum diketahui pasti penyebab kebakaran. Tim Satgas Karhutla bersama staf kelurahan dan kecamatan serta masyarakat peduli api (MPA) tidak bisa berbuat banyak.
”Akses hanya bisa ditempuh melalui jalur sungai. Dari bibir sungai ke lokasi jalan kaki sejauh satu kilometer,” katanya.
Camat Kolam Nahwani mengatakan, belum tahu persis luasan yang terbakar dan asal api, mengingat kedua danau tersebut jauh dari permukiman dan tidak ada akses jalan darat.
Lurah Kohul melalui stafnya Aswandi yang terjun langsung ke TKP mengatakan, lokasi kebakaran berada sekitar 10 kilometer dari permukiman penduduk.
”Kemarin siang, sekitar pukul 15.00 WIB kami beserta anggota BPBD Kobar, anggota Koramil Kolam, staf kecamatan, dan ketua masyarakat peduli api Kotawaringin Hulu tiba di TKP. Namun, kami tidak bisa berbuat apa-apa, hanya memantau saja karena di area itu tidak ada sumber air dan peralatan pemadaman,” kata Aswandi, Rabu (7/8).
Di samping itu, pihaknya kesulitan memadamkan api karena lokasinya berlumpur atau bergambut. Apabila diinjak, tanahnya lembek dan kedalaman mencapai lutut, sehingga kesulitan mendatangi titik api.
Aswandi menambahkan, ada dugaan kebakaran ini karena kecerobohan manusia atau sengaja dibakar. Pasalnya, lokasi itu jauh dari penduduk dan di sekitar tempat itu lokasi orang mencari ikan.
Lahan yang terbakar diprediksi lebih luas dari perkiraan awal, mengingat sampai Selasa sore api masih menyala dan pada Rabu kemarin, apabila tidak ada usaha pemadaman, kemungkinan besar api masih terus merembet meski pada bagian bawahnya masih basah.(tyo/gst/sla/ign)