SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN
Rabu, 18 September 2019 08:38
Penderita ISPA di Gunung Mas Meningkat
RUMAH OKSIGEN: Petugas Puskesmas Kurun melayani masyarakat yang memanfaatkan rumah singgah oksigen untuk menghirup udara segar, Selasa (17/9) siang.(ARHAM SAID/RADAR SAMPIT)

KUALA KURUN – Kabut asap yang menyelimuti wilayah Kabupaten Gunung Mas (Gumas) berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Tercatat, selama September ini, jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat cukup signifikan.

”Dalam dua minggu terakhir, memang ada peningkatan penderita ISPA yang cukup signifikan. Di minggu pertama September, ada 260 orang penderita ISPA. Jumlah ini naik signifikan pada minggu kedua sebanyak 448 orang, atau meningkat 58 persen,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gumas Maria Efianti di ruang kerjanya, Selasa (17/9) pagi.

Data penderita ISPA yang diterima oleh dinkes merupakan data mingguan dari seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Gumas. Sejauh ini, penderita ISPA yang paling banyak diterima adalah berasal dari Puskesmas Kurun.

”Penyebab utama meningkatnya jumlah penderita ISPA di daerah ini, yakni akibat menghirup asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Saat ini, kami juga sudah mendistribusikan masker ke puskesmas, dan meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,” tuturnya.

Selain pembagian masker dan penyuluhan kesehatan, lanjut dia, dinkes juga telah memerintahkan seluruh puskesmas untuk menyiapkan rumah singgah oksigen bagi masyarakat, dengan menyediakan fasilitas seperti ruangan khusus, oksigen, dan obat-obatan.

”Keberadaan rumah singgah oksigen ini sudah ada di seluruh puskesmas. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan datang langsung ke puskesmas secara gratis,” ujarnya.

Dia mengakui, asap yang dihirup oleh masyarakat ini memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, akan terjadi gangguan saluran pernafasan, terutama orang memiliki riwayat asma dan jantung, menyebabkan mata iritasi dan kulit. Sedangkan jangka panjang, puluhan tahun kedepan akan menyebabkan kanker paru-paru.

”Penderita ISPA ditandai dengan tenggorokan gatal atau sakit, bersin, hidung tersumbat, dan batuk. Udara yang tidak sehat seperti asap dari karhutla tentu sangat rentan menyebabkan sakit karena kurangnya oksigen, hingga menyebabkan pusing, mual, dan mata perih,” terangnya.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat tidak keluar rumah atau mengurangi aktivitas diluar ruangan, memakai masker jika terpaksa keluar rumah, perbanyak minum air putih, makan sayur, dan buah-buahan, serta istirahat yang cukup. Ini untuk menghindari terserang penyakit ISPA.

”Jika ada masyarakat yang mengalami gejala batuk, pilek, sesak nafas, dan demam, kami minta untuk segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, pustu atau poskesdes,” pungkasnya. (arm/yit)

 


BACA JUGA


Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers