SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Jumat, 13 Desember 2019 10:53
Duhhh..!!! Stunting Kotim Masih Tertinggi Se-Kalteng
ILUSTRASI.(NET)

SAMPIT— Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) di tahun 2019 dan tahun 2020 ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai kabupaten locus stunting di Kalimantan Tengah. Hal ini layak menjadi perhatian semua pihak tak hanya  pemerintah kabupaten.

Stunting salah satu masalah kesehatan yang  menjadi sorotan pemerintah. Menurut standar organisasi kesehatan dunia angka stunting di Indonesia masih kategori sangat tinggi.

Sementara di Kotim berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, data stunting di Kotim sebesar 48,84 persen atau tertinggi se-Provinsi Kalimantan Tengah.

Sekretarsi Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor meminta komitmen dan perhatian agar meningkatkan prioritas untuk percepatan penurunan dan pencegahan stunting secara berkelanjutan.

“Upaya memberantas stunting tidak hanya harus jadi perhatian pelaku sektor kesehatan. Sektor ketersediaan pangan, harga pangan terjangkau, dan lapangan kerja guna mencukupi kebutuhan hidup juga perlu diperhatikan,” ungkap Halikin.

Stunting atau kondisi gagal tumbuh yang bisa dialami oleh anak-anak yang mendapatkan gizi buruk, terkena infeksi berulang, dan stimulasi psikososialnya tidak memadai. Anak dikatakan stunting ketika pertumbuhan tinggi badannya tak sesuai grafik pertumbuhan standar dunia.

Dampak stunting bukan sekadar tinggi badan anak. Apabila anak pendek, ketika remaja dia bisa tumbuh lagi. Ada kesempatan kedua untuk menaikkan tinggi badannya. Namun jika sudah stunting ini berkaitan juga dengan pertumbuhan otak, ketika sudah besar  anak tidak bisa diobati lagi.

Dirinya berharap agar seluruh pejabat daerah dan camat beserta jajarananya secara intensif melaksanakan aksi percepatan penurunan stunting  melalui program dan kegiatan sesuai tugas, pokok dan fungsinya serta melakukan pendampingan, pembinaan  sekaligus  mendorong peran serta masyarakat di wilayah masing-masing.

“Caranya, pertama penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya gizi seimbang. Kemudian bagaimana mendeteksi secara dini kalau ada bayi atau ibu hamil kekurangan gizi, bagaimana cara memberikan pengobatan dengan segera dan tepat,”tutupnya. (yn/oes)

 

 

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers