PANGKALAN LADA – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Trans Kalimantan Pangkalan Bun-Sampit, tepatnya di kilometer 31 Desa Sungai Melawen, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat. Tiga orang terluka dalam tabrakan frontal yang melibatkan mobil pick up dan truk boks, Senin (13/4) pagi.
Tiga korban luka merupakan sopir pick up yang mengalami patah kaki dan rekannya yang mendapat luka terbuka di bagian kiri kepalanya. Sedangkan sopir truk mengalami luka ringan meski telinganya mengeluarkan darah.
Informasi yang dihimpun, kejadian berawal saat pick up bernopol KH 8467 GK yang dikemudikan Lukman Hakim melaju dari arah Sampit (Pandu Senjaya). Pick up masuk ke jalur lawan. Di saat bersamaan meluncur truk boks KH 9083 GM yang disopiri Jetra Ariesta dari arah Pangkalan Bun. Tabrakan pun tak terhindarkan.
Kuatnya benturan dalam kejadian tersebut membuat Gran Max berputar arah, sedangkan truk boks melintir dan masuk ke parit di sisi kanan jalur yang dilaluinya. Petaka jalan raya itu menimbulkan kerusakan parah pada dua kendaraan komersial tersebut. Gran Max ringsek hingga membuat rangka depan dan as roda patah. Aparat kepolisian dan warga sempat kesulitan untuk mengevakuasi sopir pick up yang terjepit bodi kendaraan. Evakuasi berlangsung dramatis.
Untuk merenggangkan bodi pick up yang menjepit korban, truk tronton pemuat BBM dan truk pemuat tabung elpiji diposisikan di depan dan belakang kendaraan keluaran Daihatsu itu. Mereka seolah-olah saling adu kuat untuk menarik pick up berwarna hitam itu. Tronton menarik bodi depan, sedangkan pemuat tabung elpiji menarik bagian belakang pick up agar kendaraan itu tidak terlempar saat ditarik truk tangki milik perusahaan transportir itu.
Pantauan Radar Pangkalan Bun, tempat kejadian perkara (TKP) termasuk jalur dengan jalan yang cukup lebar. Namun lokasi itu juga tepat berada di ujung tanjakan jika dilihat dari arah Sampit menuju Pangkalan Bun. Kawasan itu dinilai cukup berbahaya jika nekat mendahului kendaraan lainnya. Jalan beraspal itu cukup mulus, dengan tanda marka panjang bercat kuning yang menunjukkan larangan untuk mendahului.
“Kami sesuai jalur saja bang, dari arah Pangkalan Bun. Pick up itu yang masuk jalur kami,” ungkap rekan sopir boks.
Hal serupa juga dikatakan Rianto. Pengendara motor Scoopy ini mengatakan bahwa saat itu ia berada sekitar 50 meter di belakang pick up nahas tersebut. Ia menyebut bahwa dirinya tidak mengira akan melihat kecelakaan itu.
“Saya waktu itu berada di dasar turunan dan akan mulai menanjak, tiba-tiba terdengar benturan dan suara berdecit. Saya lihat truk masuk ke parit di seberang, dan pick up sudah di pinggir menghadap ke arah saya (Sampit). Saat itu saya reflek ngerem dan langsung ke pinggir jalan di sisi kanan,” katanya.
“Saya langsung turun dari motor dan minta bantuan pada sejumlah kendaraan yang lewat. Kemudian sekitar sepuluh menitan orang polsek (polisi) datang dengan mobil patroli,” katanya
Sementara itu Sonhaji, korban luka yang juga rekan sopir pick up mengakui bahwa mereka melaju dari arah Pandu Senjaya. Saat itu mereka berencana untuk memancing. Namun ketika ditanya terkait penyebab kecelakaan itu ia tidak mengetahui secara pasti sambil menggelengkan kepalanya.
Sementara itu anggota Polsek Pangkalan Lada Aipda Fajar mengatakan bahwa tiga korban luka dalam kejadian itu dievakuasi dengan dua ambulans dan mobil patroli.
“Mereka langsung kita bawa ke Puskesmas Pandu Senjaya untuk pertolongan pertama. Terkait penanganan kasus ini, akan dilimpahkan ke Satlantas Polres Kobar,” pungkasnya. (sla/yit)