SAMPIT – Hujan yang mengguyur Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada Oktober ini membuat sejumlah wilayah tergenang banjir. Ketinggian air bahkan hingga masuk ke rumah warga. Hal tersebut berdampak pada aktivitas warga sehari-hari.
Musibah yang dialami warga itu mendapat perhatian dari calon bupati Kotim Halikinnor. Dia menyambangi rumah-rumah warga yang terdampak banjir untuk berbincang dan mendengar keluhan langsung, serta berupaya mencari solusi dari kondisi banjir yang melanda wilayah mereka.
”Saya sengaja mendatangi rumah-rumah warga yang terdampak banjir di sejumlah desa untuk berbincang dengan mereka, mendengar keluhan serta bersama mencari solusi atas kondisi ini," kata Halikinnor yang berpasangan dengan Irawati ini.
Kehadiran calon bupati yang mengusung slogan HARATI ini disambut baik warga dan jadi kesempatan untuk mencurahkan keluhan. Pasalnya, sudah beberapa hari desa mereka terendam banjir akibat luapan air sungai yang tak mampu menampung debit air akibat tingginya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir.
”Hampir setiap tahun saat musim hujan di sini selalu terjadi banjir. Tentunya kami berharap ada solusi untuk mengurangi banjir," katanya.
Saat banjir, lanjut Halikin, banyak aktivitas warga yang terganggu. Mulai dari mencari nafkah di kebun, hingga aktivitas lainnya. Hal itu disebabkan akses jalan yang terendam banjir, sehingga menyulitkan mereka.
”Dari perbincangan yang kami lakukan, mereka berharap agar banjir tidak terulang, sehingga berharap ada solusi agar bisa menanggulangi bencana banjir yang setiap tahun terjadi di sini," katanya.
Banjir yang merendam desa di sejumlah kecamatan di Kotim membuat aktivitas warga terhambat. Hal tersebut berimbas pada penghasilan. Halikin yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim mengaku paham betul dengan apa yang dirasakan masyarakat.
Saat menjabat, pihaknya sudah mencoba memberikan solusi, misalnya di Desa Hanjalipan Kotabesi. Solusinya dengan merelokasi warga ke tempat yang lebih tinggi agar tidak lagi terdampak banjir.
”Tapi saat itu mereka menolak, karena terbiasa tinggal di pinggiran sungai. Mata pencaharian mereka sebagai nelayan membuat mereka menolak untuk direlokasi," terangnya.
Untuk itu, dengan menyambangi rumah warga yang terdampak banjir, Halikin berharap dapat mendengarkan keinginan warga, sehingga berupaya agar hal tersebut bisa menjadi prioritas penanganan agar mengurangi dampak banjir yang sering terjadi. (yn/ign)