Ganasnya Covid-19 yang menjangkiti manusia dan merenggut sebagian nyawa penderitanya, tak membuat sejumlah polisi wanita gentar. Bripda Dini (18) dan Bripda Rika (18), misalnya, membaktikan diri untuk negeri dengan terlibat dalam pemulasaran jenazah pasien Covid-19. Berikut kisahnya.
DODI, Palangka Raya
Sebelum terlibat langsung tim pemulasaran jenazah, Dini dan Rika terlebih dulu mendapatkan pelatihan khusus dari Polda Kalteng dan tim RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Mereka diajari metode penanganan jenazah pasien Covid-19, mulai dari penggunaan alat pelindung diri (APD) hingga prosedur protokol kesehatan secara ketat.
”Semua saya lakukan untuk masyarakat. Ini tugas kemanusiaan yang sangat luar biasa. Bangga menjadi bagian tim pemulasaran jenazah pasien Covid-19. Sebab, saya bisa melihat langsung dan merasakan bagaimana tim medis melakukan tugas beratnya,” ujar Dini.
Wanita kelahiran Kota Palangka Raya tahun 2002 ini menuturkan, perlu tekad kuat serta keteguhan hati dalam melaksankan tugas itu. Namun, restu orang tua serta komitmen mewujudkan tugas Polri, yakni melindungi, melayani, dan mengayomi, menjadi pemicu dan penyemangatnya.
”Saya berserah kepada Tuhan. Saya meyakini tugas itu mulia. Apalagi dalam kondisi saat ini. Tak ada rasa takut dan khawatir. Apalagi ini tugas pengabdian dan negara memanggil,” katanya.
Dini melanjutkan, di masa awal bertugas, dia sempat gugup. Pasalnya, baru pertama kali dalam hidupnya dia menangani jenazah. Apalagi jenazah itu akibat infeksi virus yang sangat menular. Namun, seiring waktu, dia mulai terbiasa. Apalagi Dini selalu mendapat motivasi dari banyak pihak.
”Saya tidak pernah memegang jenazah. Namun, segala ketakutan itu sirna lantaran tekad untuk pengabdian. Apalagi penanganan secara ketat diterapkan sesuai prosedur berlaku. Tidak ada lagi rasa takut tertular, karena semua penanganan dijalankan dengan prosedur ketat,” tuturnya.
Dia melanjutkan, dalam penanganan pemulasaran, hal utama yang harus diperhatikan adalah prokes. ”Dalam bertugas semua sudah dilakukan sesuai SOP, seperti langsung ganti APD, cuci tangan, dan langsung mandi. Meski virus tak terlihat, tetap terapkan aturan kesehatan,” ujarnya.
Dini berpesan pada masyarakat agar menaati prokes. Jangan sampai menjadi korban dan menyesal kemudian. ”Pokoknya ikuti aturan pemerintah. Ingat, virusnya tidak terlihat. Jangan sampai tertular dan jangan sampai menyesal nantinya. Semoga wabah ini segera berlalu. Ingat, sayangi keluarga dan diri sendiri,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Rika. Dia mengaku sempat ada rasa canggung saat melakukan tugas tersebut. Namun, karena sudah menjalani pelatihan, ditambah kerja sama tim yang baik, tugas bisa dilaksanakan dengan tuntas. ”Saya dua kali melakukan pemulasaran jenazah pasien tertular,” katanya.
”Semua akan menjadi pengalaman kami yang terlibat pemulasaran jenazah. Semoga wabah ini segera berlalu,” ucapnya.
Direktur Samapta Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri mengatakan, keterlibatan personelnya sebagai wujud kepedulian dan panggilan untuk membantu pemulasaran jenazah pasien Covid-19. Pasalnya, pasien yang meninggal cukup banyak.
”Ini adalah pengabdian Polri. Karena itu kami membantu pemerintah dan tenaga kesehatan dalam kegiatan pemulasaran jenazah. Selain melakukan pemulasaran, kami juga ikut menguburkan jenazah pasien,” ujarnya.
Jaladri menambahkan, personel yang diturunkan diberikan pelatihan. ”Semoga tidak ada lagi warga yang meninggal dunia akibat Covid-19 dan wabah ini segera berlalu.” tandasnya. (***/ign)