Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Nuryakin menyatakan, saat ini terjadi perbaikan ketersediaan oksigen medis di Kalteng setelah sebelumnya mengalami sedikit kesulitan dalam hal suplai.
Ia menyebutkan, angka ketersediaan oksigen saat ini terbilang cukup banyak karena telah melami perbaikan ketersediaan dalam beberapa hari ini. Diungkapkannya, untuk oksigen cair mencukupi untuk lima hari lebih dan untuk volume oksigen tabung masih mencukupi untuk tiga hari lebih.
“Terlihat terjadi perbaikan kondisi O2 (oksigen), kemungkinan disebabkan oleh suplai yang lancar, kemudian banyaknya bantuan dan upaya pemerintah bekerja sama dengan pihak penyedia,” katanya, kemarin.
Nuryakin melanjutkan, Kebutuhan harian oksigen Kalteng memang terbilang banyak, namun hal itu tentunya sebading dengan ketersediaan yang ada saat ini. Untuk kebutuhannya sendiri, penggunaan oksigen cair sebanyak 6.300 meter kubik per hari, dan total kebutuhan oksigen tabung 2.700 meter kubik per hari.
“Selain memang karena adanya perbaikian suplai, ketersediaan oksigen ini juga berkaitan dengan menurunnya penggunaan oksigen yang salah satunya disebabkan membaiknya ketersediaan tempat tidur di rumah sakit,” ucapnya.
Dirinya juga mengharapkan, dengan adanya bantuan sosial perusahaan terhadap ketersediaan oksigen di Kalteng dapat lebih mencukupi kebutuhan di semua fasilitas kesehatan. Program tanggung jawab sosial perusahaan tersebut diyakini akan membantu seluruh fasilitas kesehatan dalam memberi penanganan kepada pasien Covid-19.
“Memang untuk ketersediaan saat ini sudah sangat mencukupi, ditambah lagi dengan bantuan dari perusahaan, maka oksigen di Kalteng dipastikan akan terus tersedia untuk membantu penanganan kesehatan,” ucapnya.
Di satu sisi, pemerintah provinsi juga mendorong kabupaten dan kota memikirikan antisipasi ketersediaan oksigen untuk jangka panjang. Salah satunya dengan melakukan pengadaan mesin oksigen generator secara mandiri.
Ditegaskan Nuryakin, ketersediaan perangkat tersebut sangat dibutuhkan apabila dalam keadaan mendesak. Selain untuk bencana pandemi penyakit seperti saat ini, infrastruktur itu juga akan digunakan dalam pengendalian terapi kekurangan oksigen jika terjadi kabut asap.
“Strategi semacam inilah yang harus dipikirkan lagi ke depannya. Kita tidak hanya bicara soal pandemi saat ini, tetapi bagaimana nanti segala kemungkinan bisa diatasi,” tandasnya.(sho/gus)