Bupati Gunung Mas Jaya S Monong meminta masyarakat tidak panik terkait ketersediaan bahan pokok, BBM, dan elpiji yang mungkin terjadi di tengah bencana banjir. Sebab, Pemkab Gumas telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalteng dan pihak lainnya untuk mengantisipasi.
”Pemkab telah berkoordinasi dengan pemprov dan sudah menugaskan dinas terkait yang didukung forum komunikasi pimpinan daerah untuk mengatasi kelangkaan barang yang mungkin terjadi dan membantu pendistribusian jika ada kendala di jalan,” katanya.
Dia menjelaskan, saat ini diberlakukan buka tutup jalan di jalan Trans Kalimantan Palangka Raya-Kuala Kurun, demi memprioritaskan distribusi bahan pokok, BBM, dan elpiji terlebih dahulu.
Selain itu, ada juga jalur alternatif lain, yakni jalur Buntok, Barito Selatan, Kalteng dan berbelanja di Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. ”Ada juga beberapa alternatif untuk mengatasi kelangkaan barang yang mungkin terjadi. Jadi sekali lagi tidak perlu panik dan memborong bahan pokok, BBM, atau elpiji,” ujarnya.
Jaya Monong berharap banjir segera surut, sehingga pendistribusian bahan pokok, BBM, dan elpiji berjalan baik dan aktivitas masyarakat kembali normal.
Terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gumas Hansli Gonak mengatakan, dari survei dan pendataan lapangan, untuk ketersediaan bahan pokok seperti beras, sayur, daging sapi, daging ayam, gula pasir, cabai besar, cabai rawit, telur, bawang merah, dan bawang putih masih mencukupi.
”Meski ketersediaannya masih mencukupi, bahan pangan yang dipasok dari Kota Palangka Raya ini terlambat datang karena banjir. Biasanya mobil pikap membongkar bahan pangan yang dibawa pukul 05.00-06.00 WIB, namun sekarang pukul 09.00 WIB-10.00 WIB,” ujarnya.
Dia menambahkan, ada dua opsi dalam memasok bahan pangan ke Kota Kuala Kurun. Pertama, memutar ke Tumbang Jutuh menuju Tumbang Rahuyan, lalu ke Tewah dan Kota Kuala Kurun. Kedua, tetap melintas di jalan lintas Palangka Raya-Kuala Kurun. Namun, untuk menghindari banjir Bukit Rawi, harus memakai kelotok untuk mengangkut bahan pangan tersebut.
”Selain kedatangannya yang terlambat, sejumlah harga kebutuhan pangan juga mengalami kenaikan, karena ada penambahan biaya operasional, dampak dari banjir bukit rawi,” tandasnya. (arm/ant/ign)