Warga di pesisir terpadu Pantai Bogam, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) merasa diteror dengan seringnya kemunculan ular Viper (calloselasma rhodostoma) di permukiman mereka. Ular dengan jenis bisa (racun) tinggi tersebut oleh masyarakat pesisir di kenal dengan ular Tempukung Tanah. Meskipun berbisa tinggi tetapi ular tersebut tidak mematikan.
Kendati demikian bila tidak cepat ditangani maka di titik gigitan ular akan terjadi pembusukan dalam waktu cepat dan harus diamputasi. Beberapa kasus warga setempat yang terkena gigitan ular Viper tersebut, meskipun sembuh namun kondisinya memprihatinkan, menghitam, dan membusuk pada daerah gigitan Viper.
Banyaknya laporan masyarakat yang resah dengan keberadaan ular yang pandai berkamuflase dengan semak-semak kering tersebut membuat gerah Komunitas Pecinta Reptil Kumai (Koperku).
Salah seorang anggota Komunitas Koperku, Heru menceritakan saat menindaklanjuti laporan masyarakat bersama rekan komunitasnya Diaz mereka berburu ular Viper tersebut. Betul saja, ular tersebut bukan hanya ditemukan di dekat pantai tetapi juga di sekitar rumah warga dan jalan perkampungan. “Ternyata emang benar, malah terkadang ada di tengah jalan, di samping rumah bahkan di depan rumah ular itu muncul,” ujarnya, Selasa (9/11).
Menurutnya, ular Viper tersebut bukan hanya didapati di Pantai Teluk Bogam, berdasarkan informasi ular tersebut juga banyak ditemukan di Sabuai.
Mengingat bahwa kawasan pantai merupakan kawasan wisata, maka dikhawatirkan bila tidak dikurangi populasinya selain membahayakan masyarakat setempat juga membahayakan wisatawan.,”Rescue yang kami lakukan, hanya bertujuan mengurangi populasinya, dan tidak bermaksud membunuhnya, karena kalau tidak berbahaya bila sampai terinjak masyarakat atau wisatawan yang sedang berkemah,” tandasnya.
Ia menyebut, saat evakuasi yang mereka lakukan pada malam hari, sebanyak 7 ekor ular Viper berhasil diamankan dari sekitar permukiman warga. Rencananya, komunitas akan membuat papan peringatan di lokasi tersebut, agar masyarakat dan wisatawan dapat berhati-hati karena ular tersebut sangat berbahaya. “Ular tersebut maksimal panjangnya bisa satu meter dan berbahaya karena racunnya tergolong tinggi, meskipun di bawah King Kobra,” pungkasnya. (tyo/sla)