Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menyebutkan, pemerintah provinsi patut bersyukur, lantaran di tengah pandemi Covid-19 ini Pendapatan Asli Daerah (RPJMD) tumbuh signifikan dan terealisasi hingga Rp 1,7 triliun lebih. Kendati PAD Kalteng mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, namun dirinya mengaku belum puas dengan capaian tersebut.
Ia mengharapkan perlu adanya inovasi dan gebrakan untuk meningkatkan realisasi pendapatan di tahun-tahun yang akan datang. “Harapkan saya kita jangan berpuas diri, tapi bagaimana ke depannya kita kerja keras dan inovatif untuk meningkatkan PAD. Tentu harus ada pertumbuhan hingga peningkatan realisasi tiap tahun,” ujar Sugianto.
Dirinya menginginkan, PAD Kalteng yang Rp 1,7 triliun lebih meningkat hingga Rp 3-5 triliun, sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalteng dan transfer dari pemerintah pusat akan berpengaruh dan meningkat hingga Rp 7-9 triliun lebih. “Jadi saya minta semuanya untuk bekerja keras untuk menggali sumber pendapatan, khususnya Badan Pendapatan Daerah harus kreatif dan inovatif menggali sumber, jangan cuma bisa menunggu perintah dari pimpinan tanpa bisa berpikir sendiri,” tegas Sugianto.
Ia melanjutkan, belajar dari pengalaman periode tahun-tahun sebelumnya, permasalah peningkatan PAD masih dihadapkan dengan persoalan klasik berupa rendahnya inovasi daerah. Untuk itu pada tahun 2022 ini hal tersebut tidak boleh lagi terulang, sehingga perlu adanya kebijakan yang mengarah langsung dalam mengoptimalkan potensi daerah.“Peningkatan PAD ini merupakan hal mutlak, apalagi kalau melihat potensi yang sangat pontensial. Jadi tinggal pemanfaatan dan optimalisasinya saja berkaitan dengan peningkatan pendapatan daerah,” ucapnya.
Di satu sisi lanjut Sugianto, untuk mendukung peningkatan PAD tersebut, program-program kegiatan pemerintah untuk tahun 2022 ini tidak boleh lambat. Oleh sebab itu penyerapan anggaran harus secepatnya berjalan, sehingga program kegiatan yang dapat terealisasi dan memberi dampak terhadap pembangunan. Oleh sebab itu tambahnya, kegiatan kickoff pengadaan barang dan jasa diharapkan bisa terlaksana paling lambat akhir Januari dengan realisasi kegiatan lelang antara 70 persen lebih. Sehingga dengan tercapainya target tersebut membuat penyerapan anggaran pada triwulan satu mencapai 40 persen lebih.
“Kalau kegiatan belanja dari pemerintah berjalan, maka programnya cepat berjalan juga. Di satu sisi hal itu akan berdampak baik terhadap kegiatan-kegiatan di tengah masyarakat, baik ekonomi dan lain sebagainya dan ini sangat penting untuk meningkatkan pendapatan,” pungkas Sugianto. (sho/gus)