SAMPIT – Warga yang berdiam di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dihadapkan pada buruknya infrastruktur. Ruas jalan yang jadi urat nadi masyarakat setempat rusak parah dan berubah jadi kubangan lumpur. Ironisnya, suara sengsara warga akibat kondisi itu belum pernah ditindaklanjuti hingga kini.
Warga setempat, Puput Lestari, mengatakan, parahnya jalan di wilayah itu terjadi setiap musim hujan. Akses menuju sejumlah desa dan kecamatan harus ditempuh lebih dari sepuluh jam. Kondisi itu diperparah dengan angkutan perusahaan yang kerap terjebak dan menghalangi jalan.
Kendaraan yang terjebak di tengah kubangan lumpur, lanjut Puput, membuat warga terpaksa harus bermalam di lokasi yang membelah hutan tersebut. Sejauh ini belum ada solusi untuk mengatasi persoalan jalan jadi kewenangan Pemerintah Provinsi Kalteng tersebut. Jalan yang rusak itu menghubungkan jalur Parenggean, Sangai, dan Tanjung Jariangau.
”Jalan itu selama ini memang sudah lama rusak. Saat diguyur hujan, kondisinya sangat rusak parah. Kendaraan bahkan tidak hanya terjebak, ada yang sampai terguling," ujar Puput, Rabu (19/1).
Puput prihatin dengan kondisi itu. Masyarakat setempat sudah berulang kali menyuarakan agar jalan diperbaiki, namun belum ada tindak lanjutnya. Padahal, ruas akses warga satu-satunya di wilayah utara, karena menghubungkan beberapa desa dan kecamatan.
Apabila kondisi tersebut terus dibiarkan sampai berbulan-bulan, Puput menambahkan, akan memunculkan masalah lain, seperti pasokan barang kebutuhan pokok yang terhambat. Harga pun akan melonjak drastis.
”Hal semacam itu tidak kami inginkan. Kami berharap ada solusi jangka pendek dan panjang," ujarnya.
Puput berharap anggaran yang bakal dialokasikan sebesar Rp 650 miliar dari APBD Kalteng tahun ini untuk Kotim, bisa menyentuh pembangunan jalan wilayah utara tersebut. Mewakili warga setempat, Puput juga berharap agar dalam jangka pendek jalan itu bisa diperbaiki dengan mengerahkan alat berat perusahaan yang beroperasi di sekitar jalan tersebut.
”Warga di wilayah utara menyambut baik dan menanti anggaran untuk pembangunan jalan sebagaimana yang dijanjikan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran seperti yang disampaikan Bupati Kotim (Halikinnor) sebelumnya,” kata Puput.
Warga lainnya, Anjar, menambahkan, jalan yang rusak parah membuatnya tak bisa kembali ke kampung halaman. ”Sudah berapa pekan ini saya tidak bisa pulang karena informasi kawan-kawan di sana jalan rusak parah. Bahkan, banyak yang bermalam di jalan akibat kendaraan yang macet," ujarnya.
Anjar berharap jalan itu dibenahi dan pemerintah bisa mengarahkan program bantuan sosial perusahaan untuk mengatasinya agar bisa dilalui.
Sebelumnya diberitakan, Pemprov Kalteng akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 650 miliar untuk perbaikan jalan di Kotim. Dana besar itu akan difokuskan pada ruas yang selama ini banyak dikeluhkan karena rusak parah, yakni di wilayah utara dan selatan Kotim.
”Informasi dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah, Kotim dapat total anggaran sebesar Rp 650 miliar. Mudahan tidak ada perubahan," kata Bupati Kotim Halikinnor saat kunjungan ke Kecamatan Telaga Antang.
Proyek itu dikerjakan dengan sistem tahun jamak. Rinciannya, peningkatan jalan simpang Pelantaran-Parenggean Rp 60 miliar; Parenggean-Kuala Kuayan Rp 50 miliar; Kuala Kuayan-Tanjung Jariangau Rp 55 miliar; dan Kuala Kuayan-Tumbang Sangai Rp 45 miliar.
Kemudian, Sangai-Antang Kalang Rp 75 miliar; Sampit-Samuda Rp 40 miliar; Samuda-Ujung Pandaran Rp 40 miliar, dan lainnya. Jalan tersebut merupakan kewenangan Pemprov Kalteng. Pembangunannya akan dilaksanakan selama tiga tahun anggaran sampai 2024 mendatang. (ang/ign)