Ikan Peyang (Channa Striata) yang merupakan ikan endemik air tawar dan banyak hidup di rawa-rawa, danau, dan sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat kini sedang naik daun. Ikan yang juga disebut haruan, ikan gabus, ikan kutuk ini dulunya menjadi konsumsi masyarakat setempat, namun saat ini ikan yang masuk dalam keluarga gabus ini menjadi buruan kolektor dan pehobi ikan hias.
Setelah ikan predator tersebut dikenal luas, bahkan hingga ke luar negeri, harga ikan tersebut melambung tinggi hingga mencapai puluhan juta rupiah. Motif batik yang indah di tubuh ikan Peyang menjadi daya tarik tersendiri. Saat ini ikan Peyang sudah menjadi ikan kontes dan tempatnya bukan lagi di rawa – rawa tetapi sudah dalam aquarium yang diletakan di sudut-sudut ruangan rumah.Saat membuka kontes ikan Peyang DPRD Cup, Wakil Ketua II Bambang Suherman mengatakan bahwa ikan Peyang ini sangat indah bila ditaruh dalam aquarium, mengingat berbagai motifnya dan warna yang indah, seperti strip merah dan yellow Sentarum.
“Dahulu ikan Peyang ini tidak ada harganya bahkan oleh warga setempat hanya dijadikan lauk tambahan yang diolah sebagai ikan asin,” ujarnya. Ia menyebut, harga ikan Peyang bervariatif dari kisaran harga Rp500 ribu hingga puluhan juta rupiah tergantung ukuran dan corak di badannya. “Kami berharap dengan kontes yang dilaksanakan maka semakin banyak orang yang tertarik dan memelihara ikan tersebut,” katanya. (tyo/sla)