SAMPIT – Seseorang yang diduga pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di RSUD dr Murjani Sampit, Hotma Hutahuruk (52), ditemukan tewas di sebuah parit, pinggir Jalan Pelita Barat, Sampit, Minggu (13/2). Kejanggalan menyelimuti kematian abdi negara tersebut. Sebelum jenazahnya ditemukan, almarhum dikabarkan hilang selama tiga hari.
Mayat pertama kali ditemukan dua warga, Prasetyo Budi Utomo dan Bambang Hermansyah alias Bambang sekitar pukul 04.00 WIB. Keduanya saat itu tengah memancing. Saat ditemukan, mayat tersebut mengeluarkan aroma tak sedap yang diduga karena cukup lama meninggal. Sudi (62), warga di sekitar lokasi kejadian mengatakan, dia mengetahui penemuan mayat itu ketika seseorang mengetuk pintu rumahnya dan memberitahukan ada penemuan sesosok mayat.
Sudi yang saat itu berniat salat subuh, kaget dan langsung bergegas mendatangi tempat penemuan mayat. Saat tiba di lokasi, dia melihat jelas sesosok mayat mengenakan kaos putih dan celana kain hitam. Wajahnya terlihat menghitam.
”Saya langsung memerintahkan para pemancing (Budi dan Bambang, Red) segera melaporkan kejadian tersebut ke polisi,” kata Sudi di kediamannya.
Menurut Sudi, jenazah itu ditemukan ketika salah seorang pemancing tersebut berpindah lokasi. ”Taunya ada mayat saat pemancing tersebut mengarahkan lampu sorotnya. Awalnya dia tidak percaya itu mayat. Tapi, setelah diperhatikan lagi, ternyata memang mayat manusia,” ujarnya.
Tak lama kemudian, Tim Inafis Polres Kotim yang baru tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Petugas tak menemukan barang bukti yang mencurigakan, termasuk identitas korban. Selain itu, di tubuhnya juga tak ada jejak luka akibat kekerasan.
Petugas menemukan sebuah kalung yang masih menempel di leher perempuan tersebut. Jenazah tersebut kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit untuk dilalukan pemeriksaan lebih mendalam.
”Yang saya lihat, saat itu perut korban terlihat besar. Apakah itu karena pembengkakan atau lainnya, saya belum tahu,” ujar Sudi. Terpisah, Syairul Simanjuntak, salah satu rekan korban mengatakan, ibu dua orang anak tersebut tak lagi terlihat sejak Jumat (11/2) lalu. Korban selama ini tinggal seorang diri. Dua anaknya pergi merantau.
”Kalau persisnya, saya tidak tahu kenapa korban bisa berada di situ (TKP, Red). Yang jelas, dari leher sampai kakinya, tidak ditemukan tanda kekerasan. Hanya saja, di bagian kepala terdapat luka,” ungkap Syairul.
Aparat kepolisian diharapkan segera mengungkap penyebab kematian korban. Apabila kematiannya akibat korban kejahatan, keluarga dan rekan korban berharap pelakunya segera ditangkap dan diproses hukum.
”Diduga kuat saudara kami ini (Hotma, Red) menjadi korban perampokan,” katanya.
Sementara itu, Sutriso, Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit Sutriso belum berani memastikan jenazah tersebut merupakan Hotma Hutahuruk, pegawai rumah sakit. Pihaknya masih menunggu penyelidikan kepolisian.
”Kami belum dapat memastikan, karena mayat sudah ditemukan beberapa hari. Badannya sudah membengkak dan agak susah dikenali. Kami masih menunggu hasil autopsi untuk lebih jelasnya,” ujarnya.
Sutriso mengaku telah mengecek sendiri mayat tersebut di kamar jenazah. Pihaknya juga berkoordinasi dengan kopolisian terkait autopsi jenazah yang dilakukan di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya untuk menginvestigasi penyebab kematiannya secara medis. Termasuk kepastian identitasnya.
Apabila benar jenazah tersebut merupakan Hotma Hutahuruk, pihaknya ikut berduka, terutama terhadap keluarga korban yang ditinggal. ”Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kesabaran, serta keikhlasan. Mbak Hotma sudah bekerja sebaik mungkin selama sepuluh tahunan,” katanya.
Hotma sebelumnya bertugas di Ruang Laboratorium Patologi Anatomi RSUD dr Murjani Sampit. Spesiali Patologi Anatomi Edi Kerina Sembiring mengatakan, Hotma memang tidak masuk kerja sejak tiga hari lalu.
”Beliau pegawai analis kami. Memang sejak Jumat beliau tak terlihat masuk kerja. Kami masih menunggu, apakah benar itu Mbak Hotma atau bukan. Kita tunggu saja penyelidikan dari pihak kepolisian,” ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Kotim AKP Gede Agus Putra Atmaja mengatakan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Penyidik masih mencari tahu penyebab kematian jenazah.
”Beri kami waktu dahulu. Kasus ini masih dalam penyelidikan. Apakah korban meninggal karena aksi kejahatan atau hal lainnya, ini yang masih kami perjelas,” kata Gede. (sir/hgn/ign)