Kekosongan minyak goreng merk Bimoli di pasaran Kota Sampit disebabkan tak ada subsidi dan harga jual yang tinggi. Distributor tak berani menjual sejak adanya penetapan harga dari pemerintah pusat. Nurdin, Supervisor PT Papasamsu selaku agen distributor Bimoli mengatakan, saat ini stok Bimoli masih tersisa sekitar 500 dus. Masing-masing dus ada yang berisi 12 bungkus untuk kemasan 1 liter dan 6 bungkus untuk kemasan Rp 2 liter.
Pihaknya belum berani memasarkan karena tidak ada kesepakatan subsidi dengan pemerintah dan harga jual minyak goreng Bimoli sudah tinggi. Bahkan sebelum kelangkaan minyak goreng terjadi. ”Stok dari Januari tidak sampai seribu dus. Kemungkinan yang tersisa di gudang ada sekitar 500 dus saja. Ini belum berani kami pasarkan, karena untuk merek Bimoli tidak dapat subsidi dan harga jualnya juga tidak bisa mengikuti harga yang ditetapkan Presiden Jokowi, yakni Rp 14 ribu per liter,” kata Nurdin saat ditemui Radar Sampit di Kantor PT Papasamsu di Jalan Suprapto, Selasa (22/2).
Pihaknya mengaku masih bingung menjual minyak goreng tersebut karena harga jual yang masih tinggi. ”Dari sisi harga sudah lebih mahal dibandingkan merek lain. Kami sebagai penyalur juga agak bingung mau menjual, karena Bimoli tak dapat subsidi. Sejak awal Februari kami juga tak berani order ke pabrik,” katanya.
Nurdin menuturkan, pihaknya telah memiliki panduan harga untuk penjualan minyak goreng. Per 20 Desember 2021 harga jual minyak goreng Bimoli dijual dengan harga Rp 20 ribu per liter. Secara rinci, harga jual Bimoli Klasik kemasan 2 liter isi 6 bungkus dijual dengan harga grosir Rp 250.800 per dus dan harga retail Rp 258.600 per dus. sedangkan, Bimoli Klasik kemasan 1 liter isi 12 bungkus dijual dengan harga grosir Rp 256.800 per dus dan harga retail dijual Rp 264.700 per dus.
”Untuk penjualan minyak goreng kami ada panduan harganya. Harga jual sesuai dengan tabel harga yang ditetapkan. Ada informasi mau ada penurunan harga, tetapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Kami masih menunggu harga rafaksi (pemotongan, Red) harga barang,” katanya.
Sebagai informasi, brand Bimoli dimiliki PT Indofood Sukses Makmur dan PT Salim Ivomas Pratama sebagai produsen. Kabarnya, minyak goreng Bimoli yang telah beredar di pasaran sejak tahun 1968 tersebut hanya memberikan subsidi untuk brand Amanda dan Kita. Mengenai pengiriman produk, lanjutnya, biasanya diorder setiap seminggu sekali. ”Kedatangan per minggu dari Jawa lewat kapal biasanya satu kontainer itu campur dengan barang margarine,” pungkasnya. (hgn/ign)