Jenazah perempuan yang ditemukan di Dusun Teluk Tiwah, Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), bukan disebabkan serangan beruang. Hal itu ditegaskan Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah yang turun ke lokasi. ”Dari keterangan warga, di lokasi penemuan korban tidak pernah dilihat ada keberadaan satwa liar atau beruang,” kata Muriansyah, Rabu (2/3).
Dia menuturkan, di lokasi itu memang ada satwa liar lainnya, yakni biawak yang sering terlihat. Bahkan sering memangsa ternak warga, seperti ayam, itik, maupun bebek. Warga setempat juga menambahkan bahwa tidak pernah sekalipun melihat atau mendengar keberadaan beruang di lokasi ditemukannya mayat korban. ”Kalau korban diserang beruang sampai mengakibatkan meninggal dunia, harusnya luka yang ada di tubuh korban lebih parah,” ujarnya.
Muriansyah menuturkan, beruang menyerang manusia biasanya karena diserang terlebih dahulu. Dampaknya terhadap manusia bisa mengakibatkan luka ringan hingga luka berat. Muriansyah menjelaskan, lokasi tempat ditemukannya korban meninggal merupakan rawa berair yang ditumbuhi semak belukar dan padang ilalang. Korban ditemukannya 20 meter dari jalan umum Dusun Teluk Tiwah. Di sekitar lokasi ada kebun pisang milik warga yang kurang terawat. ”Di lokasi dan sekitar lokasi penemuan korban, warga sering melihat biawak.
Bahkan, di lokasi kebun pisang, warga pernah menemukan telur yang diduga kuat telur biawak,” tuturnya. Saat ditanyakan apakah ada kemungkinan korban diserang atau dimangsa biawak, menurut Muriansyah, karakter biawak tidak bisa menyerang dan membunuh. Namun, apabila korban sudah meninggal karena sebab lain, ada kemungkinan mayat korban dimakan satwa tersebut, karena biawak gemar memakan bangkai. ”Kemungkinan seperti itu bisa saja terjadi. Tapi, ada lagi kemungkinan lainnya. Misal, karena anjing liar, bisa jadi juga,” tandasnya. (yn/ign)