Tingginya kasus bunuh diri di Kabupaten Katingan mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pemkab Katingan akan membentuk tim khusus untuk melayani konsultasi masyarakat yang mempunyai permasalahan berat.
”Tim yang bertugas terdiri dari tokoh agama, pemerintah setempat, dan tokoh masyarakat,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Katingan Pransang, Kamis (7/4). Jika mempunyai permasalahan berat, warga bisa konsultasi dengan tokoh agama atau tokoh masyarakat yang telah ditunjuk pemerintah.
Dengan adanya tim ini, dirinya sangat berharap kejadian gantung diri tidak terulang. Dia meminta masyarakat agat tidak mengahiri hidup dengan bunuh diri jika ada masalah.
”Di sinilah peran dari pemerintah dan tokoh agama dalam menyampaikan edukasi dan pengertian kepada masyarakat. Maka, jangan mengakhiri hidup karena ini merupakan tindakan dosa besar,” katanya. Warga yang mempunyai persoalan berat agar membuka diri. Permasalahan ekonomi dan kesehatan bisa dicarikan solusi terbaik tanpa harus bunuh diri.
Pada bulan Maret 2022, terdapat empat peristiwa bunuh diri. Kasus pertama menimpa Kristianto Billy alias Billy di Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir pada Kamis 17 Maret 2022 pukul 19.30 WIB. “Diduga pemuda ini mengahiri hidupnya karena mendapat PHK dari sebuah perusahaan di Desa Pundu,” Sebutnya.
Kejadian kedua, Leno B. Jinu mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Katingan Jalan Tewang Rusau Kelurahan Kasongan Baru, Kecamatan Katingan Hilir pada Jumat, 18 Maret 2022 pukul 05.30 Wib. Korban mengakhiri hidupnya diduga disebabkan penyakit istrinya tak kunjung sembuh dan tekanan ekonomi.
Keempat, Hadi Wijaya yang merupakan warga di Desa Tewang Tampang, Kecamatan Tasik Payawan, gantung diri di kediamannya, Rabu, 30 Maret 2022. Kelima, Suri Bin Bogeng (49), warga Jalan Negara Nomor 46 Desa Dahian Tunggal Kecamatan Pulau Malan, gantung diri di Danau Banjang pada Selasa, 5 April 2022 pukul 13.00 WIB. Bunuh diri diduga karena korban sudah lama sakit-sakitan. (sos/yit)