SAMPIT – Upaya pemadaman kebakaran hebat di sekitar Jalan Kopi Selatan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), sempat terganggu kerumunan warga yang ramai-ramai menyaksikan peristiwa itu, Minggu (12/6). Ribuan warga memadati sekitar lokasi, sehingga menyulitkan mobil pemadam menjalankan tugasnya.
Petugas Kepolisian sampai harus turun tangan menertibkan warga agar segera menjauhi tempat kejadian. Namun, hal itu tak menyurutkan rasa penasaran masyarakat untuk menyaksikan langsung kobaran bara menjelang senja itu.
Belasan unit armada pemadam kebakaran silih berganti datang ke lokasi. Namun, hal itu tak membuat api padam dengan mudah. Petugas harus berjuang keras mengendalikan si jago merah yang mengamuk dengan ganasnya.
Kebakaran tersebut menimbulkan asap hitam pekat. Gudang yang jadi korban dilalapnya dengan cepat. Api meluluhlantakkan ribuan barang berbagai merek di dalam gudang. Sebuah rumah warga juga rata dengan tanah. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Sahminin (45), warga yang tempat tinggalnya hangus mengatakan, kejadian bermula ketika dirinya selesai melaksanakan salat Asar. Dia mendengar suara pecahan kaca dari belakang rumahnya. Saat diperiksa, api telah membakar rumahnya.
”Ketika melihat ada api, saya langsung kaget dan segera keluar untuk meminta pertolongan,” ujar Sahminin.
Saat meminta bantuan warga sekitar, rupanya sebuah gudang di belakang rumahnya yang berbatasan dengan tembok juga ikut terbakar. Warga sekitar langsung berdatangan dan membantu melakukan pemadaman.
”Kejadiannya begitu cepat sekali. Tak lama, api langsung membakar seluruh tempat tinggal saya. Sebelumnya api memang sudah lebih dulu besar dan langsung membakar dua sisi sekaligus, yakni rumah saya dan gudang,” tuturnya.
Dia belum mengetahui pasti penyebab kebakaran. Hanya saja, akibat insiden itu, dia harus mengalami kerugian mencapai Rp 100 juta. Padahal, rumah yang sisa arang itu merupakan tempat tinggal satu-satunya.
”Saat kejadian, waktu itu hanya saya sendiri di rumah. Penghuni lainnya, seperti anak dan menantu saya, saat itu masih kerja dan belum pulang,” ujar Sahminin.
Sementara itu, hingga malam hari, api terlihat masih membara di dalam gudang milik Susan (40) tersebut. Susan dan keluarganya hanya bisa pasrah melihat gudang yang menyimpan seluruh barang dagangannya terbakar.
Saat kejadian, Susan tidak ada di tempat. Hanya ada sejumlah karyawannya yang masih bekerja. Barang dagangan yang berhasil diselamatkan, tak sebanding dengan barang yang terbakar. Adapun barang yang terbakar tersebut, di antaranya sendal, kursi, pipa, serta barang berbahan plastik lainnya.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotim menurunkan seluruh armada mereka dengan personel sebanyak 100 orang. Bahkan, petugas yang sedang lepas piket dipanggil dan dikerahkan membantu pemadaman api.
Bantuan armada dan personel pemadam kebakaran juga datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Palang Merah Indonesia, PDAM dan lainnya. Semua bahu membahu berusaha memadamkan api.
”Kami terkendala keterbatasan karena peralatan yang kami miliki belum memadai, seperti pelindung diri, oksigen, dan lainnya. Apalagi isi barang dalam gudang itu adalah barang-barang yang mudah terbakar," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotim Hawianan.
Petugas telah melokalisir kebakaran agar tidak terus meluas. Hingga pukul 19.30 WIB, petugas terus berupaya memadamkan api yang membakar isi gudang besar tersebut.
Melihat kondisi di lapangan, Hawianan memperkirakan api yang membakar isi gudang besar itu baru akan benar-benar padam dalam waktu tiga sampai empat hari. Selama itu pula petugas terus berupaya memadamkan api.
”Isi gudangnya ini bahan mudah terbakar makanya diperkirakan cukup lama. Kami akan terus berupaya memadamkan. Kami tetap di sini hingga api benar-benar sudah bisa dijinakkan sehingga kebakaran itu tidak sampai meluas," ujar Hawianan.
Aparat kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran besar di gudang tersebut. Polisi juga meminta keterangan sejumlah pihak untuk mengungkap penyebab kebakaran. (sir/ant/ign)