NANGA BULIK - Jumlah desa yang masuk dalam laporan telah terendam banjir terus bertambah. Saat ini sudah ada empat kecamatan dengan tujuh desa yang terdampak banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lamandau, Edison Dewel mengatakan bahwa banjir yang terjadi belum terlalu parah bila dibandingkan dengan banjir tahun 2020 lalu.
Namun demikian sudah cukup menganggu aktivitas warga. Karena sebagian besar yang lebih dulu tenggelam adalah akses jalan masuk desa. “Dari data yang masuk, sudah lebih dari 70 kepala keluarga yang terdampak. Dan yang mengungsi sudah ada 5 kepala keluarga, semuanya di Kota Nanga Bulik," bebernya.
Banjir juga merendam 10 fasilitas umum dan dua fasilitas sosial. Seperti sekolah, posyandu, masjid, jalan desa, dan jembatan. Kemudian yang paling banyak terdampak adalah desa-desa di Kecamatan Bulik, seperti Desa Guci, Sungai Mentawa, Bunut, dan Kelurahan Nanga Bulik.
Selanjutnya Kecamatan Sematu Jaya di Desa Mekar Mulya. Lalu Kecamatan Belantikan Raya di Desa Nanga Belantikan dan Kecamatan Lamandau di Desa Sekoban.
Sementara itu Bupati Lamandau Hendra Lesmana dalam beberapa kegiatannya kemarin selalu mengingatkan seluruh warga untuk selalu waspada terhadap bencana.
"Melihat beberapa hari ini curah hujan di Lamandau cukup tinggi dan kondisi tinggi muka air mengalami kenaikan, saya mengingatkan akan bahaya bencana alam seperti banjir, longsor, angin puting beliung," ujarnya.
Menurutnya bila masyarakat melihat potensi bencana alam tersebut maka diimbau segera menghubungi pihak terkait seperti kantor desa, kantor camat atau BPBD agar dapat ditanggulangi dengan cepat.
“Sehingga tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun kerugian harta benda yang tidak diinginkan,” pungkasnya. (mex/sla)