Puluhan sekolah di Kabupaten Kotawaringin Barat rusak sedang hingga berat. Sebagian sekolah yang rusak ini berat ini ikut dibantu oleh pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Bangunan sekolah yang perlu mendapatkan perhatian serius sebagian besar berada di wilayah eks transmigrasi. Mengingat bangunan sekolah sudah berusia lebih dari 20 tahun.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Muhammad Alamsyah menjelaskan, tahun ini ada 38 Sekolah Dasar (SD) yang direhab dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022.
Menurut Alamsyah, laporan dari masing – masing sekolah perihal usulan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan selalu dimasukan dalam Dapodik (Data Pokok Pendidikan) Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Untuk bangunan sekolah dasar pada tahun ini ada 38 sekolah yang direhab, dengan kategori rusak berat dan rusak sedang, kegiatan tersebut didanai melalui DAK,” katanya.
Meski begitu, masih ada 20 sekolah yang membutuhkan perhatian khusus. Hal ini akan diperjuangkan kembali dalam rangka pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
Kondisi bangunan SD yang perlu mendapatkan perhatian khusus itu berupa bangunan ruang kelas, ruang guru atau ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, ruang UKS.
“Termasuk juga usulan penambahan ruang kelas baru untuk beberapa sekolah yang sampai saat ini belum terpenuhi, karena keterbatasan anggaran, seperti SDN 3 Kotawaringin Hilir, SDN 1 Lalang dan SDN 1 Riam Kecamatan Arut Utara, dan berdasarkan evaluasi rata-rata bangunan sekolah yang mengalami kerusakan adalah bangunan didirikan periode 1983 di wilayah eks transmigrasi dan beberapa daerah terpencil.
“Setiap tahunnya Dikbud mengusulkan rehab dan pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimal) sarana dan prasarana pendidikan melalui DAK. Karena keterbatasan kuota pagu anggaran itulah sehingga tidak semua usulan bisa disetujui kementerian tetapi secara bertahap,” pungkasnya. (rin/sla)