PANGKALAN BUN - PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Pangkalan Bun terus memaksimalkan dalam penyaluran listrik ke pelanggan. Namun mereka hanya mampu menyuplai 12 megawatt saja.
Kepala PLN ULP Pangkalan Bun Raditya Fahmi mengatakan bahwa sejak Rabu (15/10) siang, pihaknya telah berusaha menghidupkan pembangkit listrik yang sudah lama tak digunakan. Sehingga butuh waktu untuk bisa menghasilkan daya maksimal di sejumlah pembangkit di Kobar.
Di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menghasilkan daya 3 megawatt. Padahal estimasi sebelumnya bisa menghasilkan sekitar 4 megawatt. "Setelah kita hidupkan, PLTD Kumai dan kita coba ternyata hanya mampu menyuplai 3 megawatt saja," kata Raditya Fahmi, Kamis (13/10).
Selanjutnya sumber energi berasal dari Korintiga Hutani mampu menghadilkan 5 megawatt. Kemudian dari PT EEI dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga hanya mampu menghasilkan 4 megawatt.
"Artinya dari tiga pembangkit di Kobar hanya mampu menghasilkan 12 megawatt. Listrik ini kemudian disalurkan ke pelanggan secara bergilir," ujarnya.
Namun ia menjelaskan baha dari 12 megawatt itu belum sepenuhnya dipakai dan yang baru tersalurkan sekitar 6,9 megawatt. Itu bersumber dari PLTD Kumai 3 megawatt, PLTU EEI Kumai 2,7 megawatt dan Korintiga 1,2 megawatt.
"Hanya 6,9 megawatt ini sampai Kamis (13/10) siang. Kemudian nantinya akan terus ditingkatkan daya sampai 12 megawatt agar lebih maksimal," ujarnya.
Sedangkan dari daya yang ada, sejumlah objek vital telah dinyalakan di antaranya RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Rumah Sakit Harapan Insani, dan sejumlah perkantoran. Termasuk perbankan juga sudah normal.
"Ini upaya yang terus kita lakukan dalam memenuhi kebutuhan listrik. Kami sadar bahwa belum bisa maksimal karena pemadaman bergilir masih kita lakukan. Semuanya ini untuk pemerataan listrik walaupun sistemnya bergilir," pungkasnya. (rin/sla)