Aparat kepolisian masih bekerja keras memburu pelaku utama pembunuhan terhadap aparat Polda Kalteng Aipda AW. Pelaku yang menembak korban menggunakan air softgun itu disebut-sebut merupakan kaki tangan bandar narkoba. Dia dikenal sadis, karena tak segan melakukan penganiayaan di kawasan Puntun, Palangka Raya. Selain pelaku utama, dua pelaku lainnya juga masih dikejar aparat. Polisi memastikan identitas ketiganya sudah dikantongi. Mereka diminta segera menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
”Kami sudah tangkap delapan tersangka. Tinggal tiga yang masih dalam perburuan dan pengejaran tim di lapangan. Salah satu yang dikejar adalah pelaku utama, yakni yang menembak korban lima kali. Saya minta ketiganya menyerahkan diri,” ujar Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santoso, Rabu(7/12/). Delapan tersangka yang telah diringkus sebelumnya, yakni Abu Kasim alias Kasim, Ahmad Muzakir alias Eza, Suhaili alias Lili alias Ili (52), Nopriansyah alias Tengkong (29), Baidi alias Japang (29), Adi alias Tikus (43), Muhammad Iqbal alias Bal Tumbal (27), dan Rahmatullah alias Akhmad Laksa (36).
Menurut Budi, dari tiga pelaku yang diburu, pelaku utama menembak ke tubuh korban dan satu pelaku yang melakukan provokasi, sehingga mengakibatkan korban dianiaya hingga meninggal dunia. Satu pelaku lain memukul dan terlibat langsung dalam penganiayaan tersebut. Lebih lanjut Budi mengatakan, dalam kasus tersebut pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang saat itu ada di lokasi, yakni tiga anggota di Pos Pol, satu anggota Polsek Pahandut, dan satu anggota Polda Kalteng. Jika nantinya ditemukan bukti lain yang mengarah pada pelanggaran, mereka akan ditindak tegas.
”Saya juga pastikan Kapolri maupun Kapolda benar-benar bertindak tegas jika ada anggota yang melakukan penyimpangan dari tugas pokoknya. Jadi, personel itu ditelepon masyarakat lantaran kejadian tersebut. Tetapi, ada satu anggota di lokasi, makanya masih dalam pemeriksaan. Jika terbukti, akan diproses secara kode etik,” katanya. Seperti diberitakan Radar Sampit, pembunuhan terhadap personel Polda Kalteng secara tidak langsung menyibak praktik bekingan bisnis narkoba di kawasan Puntun oleh oknum aparat penegak hukum. Korban terbunuh setelah meminta jatah sabu dan sejumlah uang dari bisnis haram tersebut.
Hal tersebut terkuak setelah aparat akhirnya mengungkap motif penganiayaan yang berujung tewasnya AW, polisi berpangkat Aipda yang bertugas di Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Kalteng, Selasa (6/12). Korban dianiaya sejumlah orang hingga tewas pada Jumat (2/12) lalu.
Sementara itu, Kepala Damang Pahandut Marcos Tuwan mendesak kepolisian segera menangkap pelaku yang belum ditangkap. Apalagi tiga pelaku dimaksud memiliki peranan penting dalam penganiayaan tersebut. ”Harus segera ditangkap. Pelaku tersebut merupakan sindikat peredaran narkotika,” katanya. Marcos juga mengapresiasi langkah cepat kepolisian meringkus delapan tersangka. ”Yakin dan percaya kepolisian sudah terlatih dalam pengungkapan kasus tersebut. Kami mendukung penuh dan segera diusut tuntas,” katanya. (daq/ign)