Sebanyak 48 warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) terlantar di Kota Palangka Raya. Mereka tertipu janji palsu pekerjaan hingga rela meninggalkan kampung halamannya. Ironisnya, warga tersebut sempat tidur di pinggir jalan, karena tak ada tempat menginap. Informasi dihimpun Radar Sampit, Selasa (20/12), puluhan warga NTT itu dijanjikan bekerja di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Namun, setibanya di Kota Sampit, mereka justru diarahkan ke Kota Palangka Raya, menuju salah satu kantor cabang perusahaan.
Setibanya di kantor yang ditunjuk, ternyata tidak ada orang yang menjanjikan pekerjaan tersebut. Ketika orang yang menjanjikan kerja dihubungi, nomor selulernya sudah tak aktif lagi. Lurah Bukit Tunggal Subhanoor mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan sejumlah orang yang berkumpul di pinggir Jalan Rajawali. Mereka lalu dibawa pihak kelurahan untuk bernaung di aula kantor kelurahan setempat. ”Kami mendapati mereka tiduran di pinggir jalan yang akhirnya kami bawa ke Kelurahan Bukit Tunggal untuk beristirahat di Aula Basarang,” ucapnya. Subhan menuturkan, awalnya warga yang terlantar itu menerima tawaran kerja melalui media sosial Facebook. Mereka hanya berkomunikasi melalui telepon, hingga akhirnya tertipu saat tiba di Palangka Raya. ”Mereka semua diarahkan dri Sampit ke Palangka Raya dengan menggunakan travel yang dipesan oleh Bambang, orang yang menjanjikan mereka bekerja,” katanya. Puluhan warga NTT tersebut masih berada di Kelurahan Bukit Tunggal, menunggu kepastian nasib mereka. Mereka terdiri dari dewasa 31 orang dan anak-anak 17 orang. ”Saat ini juga hadir dari paguyuban keluarga Flobamora yang membantu mencarikan solusi bagi mereka,” katanya.
Ketua Paguyuban Flobamora warga NTT Gregorius mengatakan, pihaknya tengah mencarikan solusi warga yang tertipu tersebut. ”Ada salah satu perusahaan yang akan menampung mereka. Tinggal menunggu pihak perusahaan datang untuk berkoordinasi dengan mereka,” katanya. (agf/ign)