Transportasi jalur Sungai Mentaya yang menggunakan kelotok maupun speed boat, tujuan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dari Pegatan Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan, terganggu dengan adanya pendangkalan Sungai Kerukan. Informasi dari warga sekitar yang kerap melalui jalur tersebut menyebutkan, hambatan berupa pendangkalan tersebut, semakin parah apabila air Sungai Mentaya mengalami surut.
Izul (30), salah satu warga Kecamatan Pulau Hanaut Kotim, yang sering melintasi jalur tersebut mengungkapkan, pendangkalan terparah berada di sungai kerukan yang masuk wilayah Desa Hantipan Kecamatan Pulau Hanaut, menuju Desa Tewang Kampung Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan. Menurutnya di wilayah itu, juga terdapat kawasan hutan tanaman industri yang dikelola perusahaan besar swasta (PBS). Sehingga pihaknya menenggarai, adanya patok kayu ukuran besar yang sengaja dipasang menutupi kedua sisi sungai kerukan itu, membuat air dari atas tak banyak mengalir mengisi sungai, hingga terjadi pendangkalan.
”Kelotok dan speedboat sering sampai tidak bisa bergerak, ketika kerukan ini dangkal. Ini satu-satunya jalur yang cepat menuju dari Sampit-Pegatan dan sebaliknya. Warga yang mengandalkan jalur ini untuk melintas jadi terhambat,” ungkapnya kepada Radar Sampit.
Sementara itu lanjut Izul, jalur lainnya yakni motoris kelotok atau speed boat terpaksa harus keluar muara Sungai Mentaya dan melewati laut, yang menimbulkan risiko lebih besar ketika melintas. ”Apalagi musim cuaca seperti ini, rawan kalau ke Pegatan harus melalui laut,” ujarnya. Pihaknya pun berharap kepada pemerintah atau pihak berwenang, agar pendangkalan kerukan tersebut bisa diatasi, agar transportasi lintas dua wilayah kabupaten tersebut bisa kembali lancar. (gus)