Musim kemarau panjang yang diprediksi terjadi tahun ini berpotensi menimbulkan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sejumlah kecamatan mulai mempersiapkan personel dan peralatan pemadam kebakaran dengan menggelar apel siaga karhutla. Sebelumnya, apel siaga karhutla telah dilaksanakan di Kecamatan Seranau, Parenggean, Baamang, Kotabesi. Rabu (15/2) pagi, giliran Kecamatan MB Ketapang melaksanakan apel siaga karhutla.
“Apel siaga karhutla di Kecamatan MB Ketapang berjalan lancar. Dihadiri anggota Polsek Ketapang, Koramil, Manggala Agni, BPBD, DPKP Kotim dan semua unsur relawan yang ada disetiap desa dan kelurahan,” ujar Eddy Hidayat Setiadi, Camat MB Ketapang usai upacara, Rabu (15/2). Setelah menggelar apel siaga karhutla, Camat MB Ketapang beserta undangan mengecek langsung peralatan pemadam kebakaran yang dimiliki oleh relawan. “Kami juga menyaksikan simulasi penanganan kebakaran yang diikuti oleh semua pihak yang terkait,” katanya. Eddy mengatakan sebagian besar wilayah Kecamatan MB Ketapang merupakan lahan gambut yang rawan terbakar pada musim kemarau. Dari 5 kelurahan dan 6 desa di Kecamatan MB Ketapang, semua rawan terjadi kebakaran.
“Kecamatan MB Ketapang termasuk wilayah yang rawan terbakar. Sekitar 70 persen lahan di wilayah ini, lahan gambut. Setiap tahun biasanya Kecamatan MB Ketapang yang lebih dulu terjadi kebakaran. Semua titik di 11 desa dan kelurahan di MB Ketapang rawan (terbakar),” ujarnya. Untuk wilayah Kota Sampit, titik yang rawan terjadi kebakaran seperti di sekitar Kantor Kecamatan MB Ketapang, Jalan Moh Hatta (Lingkar Selatan), Jalan Jenderal Sudirman, HM Arsyad dan termasuk Jalan Pramuka yang dekat dengan kawasan permukiman. Eddy juga mengecek peralatan yang sebagian usang dan perlu perbaikan, seperti alat penyemprotan milik relawan Desa Eka Bahurui. “Apel siaga karhutla kita laksanakan agar kita dapat mengecek kesiapan peralatan. Kita lihat tadi ada peralatan yang perlu perbaikan dan ini akan kita bantu menggunakan dana kecamatan atau bantuan dari BPBD atau DPKP agar peralatan pemadam api dalam kondisi siap sehingga apabila terjadi bencana karhutla kita cepat bergerak menanganinya,” ujarnya.
Setiap desa dan kelurahan juga telah memiliki relawan pemadam kebakaran yang dibentuk oleh BPBD pada tahun lalu yang dinamakan relawan masyarakat peduli api (MPA). Setiap kecamatan terdiri dari dua MPA yang masing-masing memiliki 30 personel. “Personel sudah kita nyatakan siap. Di setiap desa dan kelurahan kami memiliki relawan pemadam api yang dibentuk kecamatan dan ada juga yang dibentuk oleh BPBD menggunakan dana DBH DR. Bahkan, saya mengapresiasi ada relawan mandiri di Kelurahan MB Hilir yang menyiapkan peralatan pemadaman kebakaran yang sangat membantu dalam proses pemadaman kebakaran,” ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Agus Mulyadi mengatakan, hingga saat ini BPBD Kotim belum menetapkan status siaga karhutla. “Di awal Januari memang terjadi kebakaran beberapa kali, tetapi kita belum dapat putuskan penetapan status, karena berdasarkan dari BMKG, Kotim masih masuk musim hujan dan beberapa hari ini masih hujan. Sehingga, penetapan status siaga karhutla akan ditetapkan sekitar Mei atau Juni 2023 tepat saat sudah masuk musim kemarau,” tandas Agus. (hgn/yit)