Peningkatan debit air dari luapan air DAS Kahayan di beberapa wilayah Kota Palangka Raya kembali terjadi. Air sudah menggenangi pekarangan rumah warga serta fasilitas umum hingga akses jalan penghubung. Beberapa rumah terendam air, hingga masuk ke dalam ruangan. Selain karena lupan air sungai, diketahui naiknya debit air lantaran dikarenakan curah hujan yang tinggi dan kiriman air dari hulu.
Pantauan Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Senin (3/4), di Jalan Petuk Katimpun ketinggian air sekitar 5 – 70 sentimeter dan Jalan terendam air sepanjang 1.300 meter serta rumah yang terendam tujuh unit dengan ketinggian 2 – 25 sentimeter. Sementara akses transportasi masyarakat, sudah ada menggunakan perahu atau klotok sedangkan kendaraan roda 4 dan 2 tidak bisa melintas. Selanjutnya di Jalan Danau Rangas, debit air 30-40 sentimeter, dan berdampak kepada sekitar 58 Rumah, 58 KK ,199 jiwa, serta sepanjang 150 meter jalan terendam air. Di Jalan Pelatuk, belasan rumah terendam. Kemudian di Jalan Anoi dan Jalan Mendawai, diketahui ketinggian air mencapai 5 -70 sentimeter dan panjang jalan yang terendam 500 Meter, dan sebagian rumah warga mulai terendam.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Palangka Raya Heri Fauzi menyatakan, pemantauan dilakukan setiap hari dan sementara hasil pemantauan sejumlah lokasi sudah terendam air dan berdampak pada kegiatan masyarakat. “Air sudah menggenangi pekarangan rumah warga serta fasilitas umum dan akses jalan penghubung, beberapa rumah terendam air. Karena curah hujan dan kiriman air dari hulu, sehingga debit air meninggi,” sebutnya. Diungkapkannya pula, sejak Senin Jalan Petuk Katimpun sudah tidak bisa dilalui menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan di lokasi lain, sudah ada puluhan rumah terendam air, meskipun kegiatan masyarakat masih berlangsung.” Tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerusakan ditemukan, semoga kondisi saat ini segera berlalu. Kami pantau setiap hari,” tegasnya.
Pihaknya juga mengingatkan kepada masyarakat, dalam kondisi saat ini untuk bisa mengenali ancamannya, dan kurangi risikonya dengan sadar bencana, siaga bencana, tanggap bencana dan bersinergi dalam menghadapi bencana. ”Maka itu kami menghimbau, masyarakat di pinggiran sungai Kahayan dan Rungan serta rumahnya tergenang air agar waspada, terutama yang memiliki balita. Jika ada kabel listrik segera diperbaiki dan diamankan jangan sampai terendam air. Juga mewaspadai binatang melata, ular maupun biawak,” pungkas Heri Fauzi. (daq/gus)