NANGA BULIK - Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria merupakan salah satu penyakit menular potensial wabah, sehingga diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian secara tepat.
Upaya tersebut membutuhkan komitmen kerja sama yang baik antara dinas terkait, lintas sektor dan dukungan masyarakat.
Belum lama tadi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamandau melalui Bidang P2P telah menggelar pertemuan validasi data esismal dan sosialisasi aplikasi Silantor program malaria dan DBD yang berlangsung di Aula Dinkes Lamandau.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan validasi data pelaporan program malaria dan sosialisasi aplikasi silantor DBD. Mengingat kedepannya untuk pelaporan program Malaria dan DBD sudah berbasis aplikasi yang bisa di akses langsung petugas Nakes di Puskesmas.
Dengan adanya mekanisme pelaporan berbasis aplikasi akan lebih efektif dan efesien dalam mencapai target target dari kementrian kesehatan republik indonesia terhadap penyakit Malaria dan DBD (Demam Berdarah Dengue).
Karenanya dalam upaya pengendalian malaria dan DBD tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamandau mengundang Kader Pemantau Jentik dan Kasi Sospermas Kelurahan serta Petugas Sanitarian Puskesmas.
“Silantor merupakan sistem yang dikembangkan dalam rangka kewaspadaan dini terhadap penyakit menular vektor dan zoonotik termasuk DBD. Sistem ini berbasis web dan android,” terang Kepala Dinkes Lamandau, Rosmawati.
Melalui Silantor ini, lanjutnya, secara teknis tenaga kesehatan di Puskesmas mengumpulkan data vektor di wilayah kerjanya. Setelah itu data diinput ke dalam Silantor dan akan terintegrasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi, sampai ke Pemerintah Pusat.
“Data yang dihasilkan Silantor dapat menggambarkan kepadatan vektor, dapat diketahui potensi penyakit yang ada sehingga dapat dilakukan upaya pencegahannya sedini mungkin,” ujarnya.
Ia berharap, kegiatan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang pengendalian vektor DBD sekaligus dilakukan evaluasi program pengendalian DBD yang telah berjalan sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan penyakit DBD.
"Melalui pencegahan sedini mungkin, Semoga dapat meminimalisir kasus DBD dan malaria di Kabupaten Lamandau," harapnya. (mex/fm)