Area hutan dan lahan yang terbakar akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Barat, nyaris tembus 500 hektare. Api mengamuk di sejumlah kecamatan dengan jumlah kejadian tercacat mencapai 55 kali. Jumlah tersebut belum terhitung karhutla pada Juli 2023. Terparah terjadi di pesisir Pantai Kecamatan Kumai, baik di Desa Kubu, Teluk Bogam, Keraya, dan Sebuai Timur. Perlu waktu berhari-hari bagi tim Satgas Darat Karhutla menggempur si jago merah.
Berdasarkan data BPBD Kobar, sejak 1 Januari 2023 – 28 Juni 2023, telah terjadi kebakaran hutan sebanyak 55 kali. Total luasan lahan yang terbakar mencapai 301,03 hektare. Angka itu bertambah dengan kebakaran yang terjadi di Teluk Bogam, Sebuai, Keraya, dan Kubu yang hampir mencapai 200 hektare pada Juli 2023.
Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Kobar Martogi Sialagan mengatakan, dalam tiga hari terakhir sudah ada tiga kejadian karhutla, yaitu di Desa Batu Belaman, Desa Kapitan, dan Desa Kubu, Kecamatan Kumai. Api masih dalam penanganan tim gabungan. ”Hari ini (kemarin, Red) memasuki hari ke-3 penanganan kebakaran di Desa Kubu, sementara total luasan areal yang terbakar mencapai 50 hektare. Luasan dimungkinkan bertambah, karena tim masih bekerja untuk penanganan,” ujarnya, Minggu (30/7). Dia menjelaskan, dalam penanganan kebakaran di pesisir Kumai, memerlukan waktu berhari-hari. Hal itu karena terkendala arah angin yang berubah-ubah dan kencang, minimnya sumber air, dan akses menuju lokasi yang sulit ditembus. Sebagian besar kasus karhutla, ungkap Martogi, kemungkinan akibat ulah manusia. Di sisi lain, membangun kesadaran masyarakat agar tidak membakar lahan sangat sulit. ”Saat ini tim masih di lokasi dan sudah tiga hari ada personel yang belum pulang. Mereka terus melakukan penanganan pemadaman,” ujarnya. (tyo/ign)