Tak jelasnya pengerjaan ruas jalan Trans Kalimantan di wilayah Desa Luwuk Ranggan, Kecamatan Cempaga, membuat warga setempat gerah. Warga mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa, karena sudah beberapa bulan ini jalan tersebut belum diaspal kontraktor pemenang lelang PT Lestari Nugroho. Warga yang tinggal di pinggiran jalan itu merasa tersika karena dalam tiga bulan terakhir rekanan tidak menyiram jalan yang sedang ditimbun agregat tersebut. Bahkan ada sebagian warga harus menutup warungnya karena tidak tahan dengan debu jalanan.
”Sudah tiga bulan ini jalan itu tidak dilanjutkan. Dibiarkan berdebu. Apalagi kalau harinya panas seperti saat ini, debunya luar biasa. Kalau musim hujan tidak masalah,” kata seorang warga setempat, Selasa (1/8/2023). Kepala Desa Luwuk Ranggan Ardina mengatakan, warganya memang berencana melakukan unjuk rasa. Pasalnya, jalur tersebut merupakan tempat banyak warganya menggantungkan hidup dengan berjualan di pinggir jalan. Ketika jalan berdebu, warga tak bisa berjualan. Begitu pula penduduk di pinggir jalan, cukup tersiksa dengan debu tersebut.
”Memang ada rencana aksi, tapi kami segera koordinasikan lagi dengan pihak kontraktor dan mereka berjanji akan segera menyelesaikannya dalam waktu dekat ini,” katanya. Ardina melanjutkan, kondisi warga yang tinggal di pinggiran jalan itu memprihatinkan. Rumah mereka penuh debu jalanan. Dia berharap agar proyek itu sesegera mungkin dituntaskan hingga pengaspalan. ”Kami berharap segera diaspal, karena kasihan warga kami yang tinggal di sekitar jalan tersebut. Sementara ini jalan sudah mulai dikerjakan, maka aksi warga ditunda,” katanya. (ang/ign)