KUALA KURUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas) melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) setempat, menggelar apel kebangsaan di halaman Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kurun, Senin (14/8).
”Apel ini untuk mengajak generasi muda turut memikirkan dan mengembangkan implementasi nilai-nilai Pancasila, dengan menjadikannya sebagai ideologi praktis. Atas dasar prinsip musyawarah dan mufakat,” ujar Bupati Gumas Jaya Samaya Monong.
Ditegaskannya, Pancasila pasti akan dilihat dari nilai guna dan manfaatnya bagi kehidupan, jika diambil dari perspektif pemikiran generasi milenial. Bagi mereka, aktualisasi Pancasila membutuhkan cara dan metode berbeda, dari model yang dilakukan sekarang.
”Untuk itu, perlu ada kreasi pendekatan baru, agar Pancasila secara nalar dapat diterima secara sadar. Artinya Pancasila merupakan ideologi yang hidup dalam setiap tekad, sikap, perilaku dan tindakan seluruh warga negara,” tuturnya.
Jaya S Monong juga mengajak generasi muda bersama-sama menerjemahkan Pancasila sebagai pedoman bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seperti halnya telah dicontohkan leluhur serta pemimpin bangsa. Ini selaras dengan tema peringatan Hari kelahiran Pancasila 2023 ini, yaitu Aktualisasi Pancasila, Energi Pertumbuhan Indonesia.
”Dengan kata lain, aktualisasi Pancasila tidak dapat membumi kalau tetap hanya dijadikan mitos, tanpa memiliki model praktis dalam memecahkan masalah hidup masyarakat,” tukasnya.
Secara lini waktu,lanjut dia, generasi milenial inilah yang akan menduduki posisi kepemimpinan Indonesia Emas 2045, sekaligus menjadi pilar kebangkitan seiring bonus demografi 2030. ”Tugas generasi muda menuju generasi yang cerdas dan menerima perubahan harus diterapkan sejak dini menuju impian jadi generasi emas 2045,” imbuh Jaya.
Ia menambahkan, jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan membawa dampak buruk. Terutama pada masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
”Bonus demografi memang tidak bisa dihindari. Generasi yang cerdas dan mau menerima perubahan harus diterapkan sejak dini, menuju impian Indonesia menjadi generasi emas 2045,” pungkas Jaya S Monong (arm/gus)