PULANG PISAU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) akan memprogramkan Pulang Pisau menuju bebas kaki gajah atau eliminasi kaki gajah.
“Dimana saat ini Kabupaten Pulpis sedang menuju bebas kaki gajah atau eliminasi kaki gajah. Namun, untuk pengertian eliminasi atau bebas itu bukan berarti tidak ada kasus. Tetapi kasusnya itu di bawah satu persen sehingga penularannya itu sudah terkendali atau sudah tidak ada masalah lagi," kata Kepala Dinkes Pulpis Pande Putu Gina.
Dirinya menuturkan bahwa di Kabupaten Pulpis sebelumnya dinyatakan endemis kaki gajah. Dimana, salah satu endemisnya itu ditandai masih banyak ditemukannya penderita kali gajah.
Dari hasil pengecekan darah yang telah dilakukan itu hasilnya diatas satu persen angka positifnya sehingga masih dianggap daerah yang endemis penularan.
“Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Pulpis, memberikan obat pencegah kaki gajah atau filariasis (PUPM) secara massal usia dua hingga 70 tahun, yakni obat cacing dan DEC selama lima tahun berturut-turut,” terangnya.
Selanjutnya setelah lima tahun itu, kemudian dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah daerah itu masih terjadi penularan yang tinggi atau sudah terkendali atau Vretas.
Dinkes Pulpis selama dua kali dilakukan Vretas sudah lolos dan angkanya dibawah satu persen dan sekarang ini kita memasuki periode pengambilan sampel darah jari penduduk sekitar 1.050 orang di 29 desa yang tersebar di 12 Puskesmas terbagi di 30 kluster masing-masing kluster 35 orang TAS .
“Harapan kami kepada masyarakat jika ada petugas Puskesmas yang datang ke rumah agar bersedia diambil darah karena ini untuk menentukan bagaimana tindakan dan pencegahan selanjutnya,” pintanya.
Sementara itu, ada tiga tipe muncul dan naiknya kaki gajah ini, ada siang, malam dan pagi hari. Jadi pihaknya minta kepada masyarakat untuk menyambut dengan baik kedatangan petugas Puskesmas untuk bersedia di ambil darah karena untuk menentukan pencegahan kedepannya.
“Jika hasilnya di atas satu persen maka harus mengulanginya selama dua tahun pengobatan. Karena kaki gajah ini tidak mematikan seperti DBD atau Covid-19, tetapi menyebabkan kecacatan sehingga dapat mengurangi produktivitas kerja,”tukasnya. (der/fm)