Helikopter water bombing yang diharapkan membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan di pesisir Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), belum bisa terlaksana. Beberapa unit water bombing yang berada di Palangka Raya dan Sampit sedang fokus penanganan Karhutla di Kotim, Seruyan dan Pulang Pisau. Kebakaran lahan di pesisir Kumau sudah tidak mampu lagi dijangkau oleh tim gabungan. Praktis saat ini tim gabungan bersiaga di sekitar desa untuk mengantisipasi api meluas dan mendekati permukiman penduduk. Kebakaran di pesisir terpadu Bugam Raya hingga hari ini sudah memasuki hari ke-6.
Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Kobar Martogi Sialagan mengatakan, batalnya helikopter datang ke Kobar lantaran kondisi di Kotim, Seruyan, dan Pulang Pisau masih perlu perhatian khusus. “Ada dua kabupaten yang masih dalam status tanggap darurat, Kotim dan Seruyan. Sementara Kobar saat ini masih status siaga darurat bencana karhutla,” ujarnya, Minggu (24/9).
Terlebih untuk kategori kualitas udara (Indeks ISPU) masih terbilang baik dibandingkan dengan Kotim dan Seruyan, sehingga Kobar masih belum menjadi prioritas untuk penanganan karhutla. Ia mengakui, saat ini untuk penanganan karhutla di pesisir Kumai masih ditangani oleh Masyarakat Peduli Api (MPA) desa setempat. Diperkirakan luasan area di tiga desa yang terbakar yaitu Desa Keraya, Bakau dan Sebuai mencapai ratusan hektare dan terus meluas. “Kalau saja masih bisa ditembus dengan akses darat kita akan lakukan penanganan, saat ini sudah sangat jauh titik apinya, jadi MPA setempat yang kita fokuskan untuk penanganan,” imbuhnya. Karhutla juga terjadi di Kelurahan Kumai Hulu, di lahan kosong tidak terawat milik masyarakat setempat. “Untuk di Kumai Hulu, BPBD Kobar dan Balakar Huma Singgah Itah langsung menuju lokasi dan saat ini sudah berhasil dipadamkan,” pungkasnya. (tyo/yit)