KUALA KURUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas) menggelar Harubuh Manugal 2023, bertema Handep Hapakat Menggali Kearifan Lokal Budaya Dayak dengan Tradisi Manugal, di ladang/lahan seluas 1,5 hektare milik warga Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah.
”Harubuh Manugal sangat positif karena akan memacu kebudayaan daerah. Saya ingin masyarakat dapat melestarikan dan meneruskan kegiatan ini menjadi even tahunan,” ucap Bupati Gumas Jaya Samaya Monong, Selasa (24/10).
Dirinya pun meminta masyarakat Gumas bisa menjaga dan melestarikan tradisi Suku Dayak itu, karena merupakan cerminan kehidupan yang harmonis, rukun dan saling membantu, serta saling bergotong royong dalam bekerja.
”Kegiatan Harubuh Manugal ini pertama kali digelar oleh pemkab melalui dinas kebudayaan dan pariwisata (disbudpar). Saya harapkan akan dapat menghasilkan kearifan lokal yang berasal dari daerah kita sendiri,” imbuh Jaya.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Kabupaten Gumas Hansli Gonak menjelaskan, dalam kegiatan itu, dilakukan prosesi ritual adat seperti manawur, mampisik ganan petak, manimang binyi, dan mengambil benih, prosesi pelaksanaan manugal, serta prosesi hajamuk.
Dikatakan pula, Harubuh Manugal salah satu implementasi dari Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gumas Nomor 6 Tahun 2022 tentang Kearifan Lokal dan Kebudayaan Daerah. Dimana pada Pasal 28 mengatur terkait kegiatan berladang atau malan manana.
”Harubuh Manugal pengertiannya adalah berladang atau membuka lahan dan menanam padi dengan cara handep hapakat atau saling membantu dan bergotong royong. Serta untuk membuktikan bahwa masyarakat bisa bersama-sama dan bersatu untuk satu tujuan,” pungkas Hansli.
Ditambahkannya, kegiatan ini juga sarana promosi budaya dan pariwisata daerah, meningkatkan jumlah kunjungan para wisatawan, sebagai kalender tahunan pemkab, serta membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk berladang dan bercocok tanam yang selama ini hampir ditinggalkan. Serta untuk meningkatkan kesejahteraan penghasilan melalui bercocok tanam. ”Untuk sasaran kegiatan ini yakni para generasi muda, seniman dan budayawan, tokoh masyarakat, serta seluruh masyarakat desa sekitar,” tandas Hansli. (arm/gus)