Kematian ikan budidaya keramba jaring apung di Daerah Aliran Sungai (DAS) Arut, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), masih berlanjut. Setiap harinya, ratusan bibit ikan jenis nila dan mas mengambang. Pembudidaya mengalami kerugian besar. Anehnya, tidak semua pembudidaya menghadapi kematian ikan. Hanya pembudidaya tertentu saja yang ikannya mati. Diduga kualitas air sungai yang menurun masih menjadi penyebab utama kematian ikan.
“Hanya beberapa pembudidaya, baik di hulu maupun di hilir sungai, kalau saya menduga masih karena terjadinya penurunan kualitas air,” ungkap pembudidaya keramba jaring apung, Tarmizi, Minggu (29/10/2023). Pembudidaya lainnya, Inan, menyampaikan bahwa kondisi air di Sungai Arut yang menjadi sentra budidaya ikan jaring apung mengalami perubahan sejak beberapa minggu terakhir. Air sungai yang sebelumnya keruh menjadi jernih kehijauan. Meski ikan budidayanya ada yang mati, namun tidak separah sebelumnya. Hanya terbatas pada ikan berukuran kecil yang mati. Namun ada juga yang mendekati panen mengalami kematian.
Meskipun tingkat kematian ikan tidak separah tahun sebelumnya, seharusnya fenomena ini disikapi oleh Dinas Perikanan agar pembudidaya bisa mengantisipasi dampak penurunan kualitas air. “Kita hanya berharap, tingkat kematian ikan tidak separah yang lalu, dan pembudidaya dapat diberikan arahan untuk mengantisipasi dampak perubahan kualitas air sungai, apalagi kematian ikan hanya terjadi di sekitar perkotaan,” pungkasnya. (tyo/yit)