Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan terhadap kemunculan buaya saat memasuki musim hujan. Potensi serangan buaya terhadap manusia lebih besar, karena memasuki musim kawin predator tersebut. ”Di akhir musim kemarau dan memasuki musim hujan biasanya menjadi masa kawin dan bertelur buaya. Maka itu kami mengimbau masyarakat waspada ketika beraktivitas di sekitar sungai,” kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah di Sampit, Minggu (5/11/2023).
Dia menjelaskan, pada musim kawin dan bertelur, buaya biasanya menjadi lebih sensitif, agresif atau mudah menyerang, serta lebih sering memunculkan diri ke permukaan. Dalam beberapa pekan terakhir, laporan kemunculan buaya yang diterima BKSDA Pos Jaga Sampit pun meningkat. Seperti laporan yang diterima beberapa hari lalu dari seorang pemancing yang melintas di Sungai Mentaya menggunakan perahu motor. Pemancing tersebut sempat mengabadikan momen ketika seekor buaya muara dengan panjang kurang lebih dua meter tengah berjemur di tepi sungai. Tidak ada insiden apa pun kala itu, karena si pemancing hanya sekadar melintas.
Namun, pada situasi seperti ini, konflik antara buaya dan manusia rawan terjadi, sehingga BKSDA kerap menyampaikan imbauan setiap memasuki musim kawin dan bertelur buaya. ”Seperti yang sudah sering kami sampaikan agar warga yang tinggal di tepi sungai Mentaya maupun anak sungai tersebut agar terus berhati-hati dan waspada saat beraktivitas di sungai, terutama saat gelap,” ujarnya. Muriansyah juga mengimbau masyarakat menghindari tindakan yang dapat mengundang kedatangan predator air tersebut. Antara lain, tidak memelihara ternak di atas atau tepi sungai, tidak membuang bangkai binatang ke sungai, dan satu lagi imbauan yang kerap membuat warga salah pemahaman, yakni larangan membuang sampah rumah tangga ke sungai. Dia menjelaskan, sampah rumah tangga yang dibuang ke sungai bukan yang menjadi santapan buaya, tapi sampah itu mengundang satwa lain seperti monyet atau biawak. Satwa tersebutlah yang menjadi mangsa buaya, sehingga untuk menghindari itu warga diimbau tidak membuang sampah rumah tangga ke sungai.
”Ketiga hal itu dapat mengundang buaya sampai perairan sekitar permukiman, sehingga masyarakat diharapkan bisa menghindari hal-hal tersebut,” pinta Muriansyah. Dia menambahkan, untuk mengantisipasi terjadinya konflik buaya dan manusia, pihaknya juga telah memasang spanduk peringatan maupun imbauan di sejumlah lokasi yang dilaporkan sering muncul buaya agar warga yang berada di lokasi tersebut bisa waspada.
Berdasarkan data BKSDA Pos Jaga Sampit sejak 2010 hingga 2023 ada 45 kejadian konflik buaya dan manusia. Dari tahun ke tahun tren kejadian ini mengalami penurunan yang signifikan dan kejadian terakhir yang ditangani pihaknya adalah pada Februari 2023. Hal ini menandakan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat cukup meningkat. Pihaknya pun berharap ke depan tidak ada lagi konflik antara buaya dan manusia. (ant/ign)