PALANGKA RAYA – Wakil Ketua DPRD Palangka Raya Basirun B Sahepar, mengingatkan pemerintah kota (Pemkot) setempat, untuk mulai mempersiapkan diri untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, sebagai dampak datangnya musim kemarau.
Hal itu diungkapnnya merespon pernyataan Badan Meteorilogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang memperkirakan musim kemarau akan berlangsung pada bulan Mei hingga Agustus. Puncaknya diprediksi pada bulan Juli.
“Memang sekarangkan kita lihat hujan masih saja terjadi, namun adanya prakiraan dari BMKG ini setidaknya menjadi peringatan juga. Baik itu saat musim hujan ataupun kemarau, kemungkinan dampaknya itu pasti ada,” ujar Basirun, Jumat (10/5).
Diuraikannya, jika melihat kejadian yang sudah-sudah,kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kerap terjadi di wilayah Kota Palangka Raya saat puncak musim kemarau. Hal tersebut tidak jarang sampai berlanjut hingga menyebabkan kabut asap.
“Ya, mudah-mudahan tidak sampai terjadi kabut asap lagi. Namun berdasarkan pengalaman, tetap hal kecil tidak boleh dianggap remeh, dan lebih baik dipersiapkan dari sekarang sarana dan prasarana hingga personel yang berkaitan dengan sistem penanganan karhutla,” imbuh Basirun.
Ditegaskannya, penanganan berbagai dampak yang ditimbulkan saat musim kemarau ini bukan hal yang pertama. Mengingat pemerintah bersama pihak terkait lainnya sudah sering berhadapan dengan penanganan kebakaran hutan dan lahan serta penanganan kabut asap.
Basirun menambahkan, kendati secara tugas di lapangan sudah terbiasa, namun kesiapan sarana dan prasarana juga perlu ditingkatkan dari saat ini. Hal tersebut bertujuan untuk mendukung tugas personel di lapangan, hingga memudahkan mereka melakukan langkah-langkah antisipasi.
“Prinsipnya penanganan itu bukan pada saat terjadi bencana, namun harus lebih dulu sebelumnya. Karena dengan kita bergerak lebih dini, maka dampak buruk bisa diminimalisir,” tandasnya. (sho/gus)