KASONGAN - Memasuki musim kemarau, Ketua DPRD Kabupaten Katingan Marwan Susanto meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Katingan mempersiapkan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
"Semuanya harus dipersiapkan. Mulai dari personel damkar, relawan, dan armada yang digunakan untuk turun ke lokasi karhutla. Dengan begitu, ketika terjadi kebakaran, penanganannya tidak lambat," kMarwan Susanto, Selasa (28/5).
Menurutnya, suhu panas di musim kemarau sering kali memicu kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah, termasuk Kabupaten Katingan.
"Suhu yang meningkat patut diwaspadai. Sebab, suhu panas ini dapat memicu titik api pada daerah rentan kebakaran, seperti Kereng Pangi dan Katingan Hilir," bebernya.
Ditambah lagi, Katingan ini masih terdapat tempat area hutan dan gambut yang mudah terbakar. Bahkan, hampir setiap tahunnya terjadi kasus kebakaran hutan dan lahan.
"Saya tekankan seluruh instansi teknis terkait seperti BPBD dan Damkar untuk memonitor armada pemadam yang diterjunkan ke lapangan nantinya. Apakah bisa berfungsi atau tidak ketika berada di titik kebakaran," jelasnya.
Selain itu, pemerintah perlu memberikan sosialisasi kepada masyarakat dalam menghadapi kebakaran lahan. Pemkab perlu melibatkan partisipasi atau kontribusi dari masyarakat dengan membentuk relawan.
“Pencegahan sedini mungkin sangat penting dilakukan. Jika melihat api, segera tangani dan laporkan kepada petugas," katanya.
Perilaku membakar hutan dan lahan untuk mencari kuntungan jangka pendek harus dihentikan. Hal terpenting dalam proses ini adalah meninggalkan kebiasaan dan perilaku tersebut dan mengembangkan paradigma baru mengenai pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan dan melindungi kelestarian lingkungan dan keanekaragaman.
Dampak dari kebakaran hutan lahan berpotensi pada timbulnya polusi asap yang selalu menjadi sorotan atau perhatian nasional bahkan internasional.
Kebakaran lahan juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat saat terjadi karhutla. Kebakaran hutan tak hanya berdampak pada kesehatan manusia namun juga pada kehidupan flora dan fauna. (sos/yit)